13. SI KECIl

64.1K 7.1K 534
                                    





Sebutin cowok idaman versi kalian dong.

Jangan lupa vote dan ramaikan komentar ya. Follow juga biar afdol.


"Safa itu siapa? Mantan kamu atau pacar kamu?" tanya Luvi menatap lamat-lamat kedua netra Irgi yang kini berada di hadapannya.

Sedari tadi dia sukses dibuat uring-uringan mengenai pertanyaan tersebut, namun sekarang baru bisa diutarakan––saat keduanya selesai menikmati makan malam.

Mendengar pertanyaan Luvi yang bernada cemburu, senyum tipis Irgi pun terbit. "Safa itu temen sekelasku waktu di pesantren," jawabnya santai.

Namun alih-alih percaya, sepasang mata indah Luvi justru memincing sangsi. "Kamu ... yakin nggak suka sama dia? Nggak menyimpan perasaan buat dia? Aku liat Safa tuh orangnya kalem, lemah lembut, solihah, cantik lagi."

Tertawa kecil, Irgi menangkup lembut pipi Luvi. Cukup lama ia tatap bola mata itu. Irgi mengerti tentang Luvi yang sedang dilingkupi perasaan takut kalau dirinya akan berpaling ke lain hati. "Coba tatap mataku, yang lama." Ia memerintah yang tak lama kemudian langsung Luvi lakukan.

"Udah."

"Ada yang bikin kamu ragu?"

Bergumam pelan, Luvi menggeleng.

"Safa itu cuma temenku, kami nggak ada hubungan apa-apa dan aku ... cuma mencintai satu nama yaitu kamu. Kamu itu milikku, selamanya."

Terakhir, Irgi mengecup lembut bibir Luvi. Membuat manik perempuan itu berkaca-kaca. Lantas Luvi memeluk erat tubuh Irgi, mendesakkan kepala di ketiak suaminya . "Aku cuma takut ... seandainya kamu pergi."

Luvi memejam dan Irgi dapat merasakan cairan hangat yang menembus bajunya, mengenai kulit.

Dengan senyum teduh ia menghirup aroma rambut Luvi. "Aku di sini, nggak akan kemana-mana."

"Janji?" Luvi mendongak, matanya memerah seraya menyodorkan jari kelingking membuat senyum Irgi terbit ke permukaan. "In syaa Allah kalau Allah mengizinkan aku untuk menjaga kamu lebih lama."

"Ck, janjinya kenapa gitu? Kelingking aku dianggurin, huh?"

Merasa gemas, Irgi meraih kelingking Luvi dan menggigitnya kecil. "Karena soal umur aku nggak bisa janji Sayang. Bukan aku pemiliknya, tapi Allah."

• • •

"A Rapip! Balikin HP Lika!"

"No W! Wlee!" Rafif berlari memanjat sofa, lalu naik ke atas lemari dan duduk tenang di sana. Dia menyengir kuda, memandang wajah Irgi dan Luvi yang terpampang di layar ponsel. Mendapati itu Irgi pun tak luput mengucap istighfar maupun naudzubillah.

Cowok berbalut celana kolor kuning motif polkadot itu bersiul. "Lagi ngapain tuch, Adick? Dua-duaan ajah nich. Awas loch ketiganya sechtan."

"Stress!" semprot Irgi malas.

"Malem jumat nih, jangan lupa sunahan Adick-Adick," imbuh Rafif menaik turunkan alisnya. "Gue juga mau sunahan, nich."

"Aciee, sama siapa, A'?" tanya Luvi menggoda.

"Nikahin dulu, jangan asal trobos anak orang." Irgi menyahut. Membuat Rafif mengusap dada sok dramatis. "Otak lo udah mesum tingkat Provinsi ya, Gi. Parah ih, orang gue mau yasinan sama Papa dikira mau anuin cewek."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Santrimu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang