01. SETENGAH TELANJANG

175K 10K 639
                                    

"Gue ya gue, bukan mereka, apalagi dia. Dari segi kata aja udah beda, lalu ngapain dibanding-bandingin? Gue punya kemampuan sendiri begitupun sama orang lain."

BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN, YA.
Follow akun ini juga biar afdol

Follow akun ini juga biar afdol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Broom.

Ciiitt.

Deru motor sport yang semula menggeber-geber bising, kini berhenti tepat di depan rumah minimalis bercat abu-abu pudar itu.

Disusul seorang gadis dengan perawakan langsing yang turun dari jok belakang.

"Thanks Ayang, buat malem ini. Aku puas main sama kamu." Namanya Luvi--lebih lengkapnya Luvi Mayang Andini. Perempuan yang bulan lalu baru lulus dari Sekolah Menengah Atas itu mengedip genit sehingga Ervano Gardana--sang pacar ke-duanya pun dibuat terbuai.

Ervan mengulum bibirnya yang masih menyisakan bau alkohol karena mereka memang baru pulang dari kelab malam.

Tubuh Luvi dia tatap intens, terutama bagian payudara.

"Aku bahkan bisa kasih cash seratus juta buat kamu asal kita main non-stop semalaman," ujar Ervan dengan senyum tercetak miring di bibirnya.

"Aih, murah banget? Punyaku loh gede."

Ervan mendengkus. "Gede doang, nggak dibolehin megang buat apa." Membuat tawa Luvi menguar renyah.

"Balik sono! Deketan aku mulu nanti anu kamu merdeka terus lagi," usirnya sambil mendorong pelan bahu kekar sang kekasih.

Si empu berdecak. Sialan! Laki-laki mana yang tidak nafsu melihat tubuh montok Luvi? Ervan rasa mustahil kalau tidak ada.

"Mau kiss dulu dong, Baby."

Menghela gusar. Luvi maju satu langkah hingga aroma parfumnya menusuk penciuman. Lalu bibir keduanya berdekatan nyaris menempel. "Nggak ada kiss-kissan. Baby Luvi ngantuk, mau bobo."

Seketika eskpresi Ervan berubah datar. Membuang napas pendek kemudian mengacak gemas surai halus Luvi. "Udah berani main-main hm?" Dia terkekeh pelan. "Buru sana masuk! Gatel nih mata liat body kamu mulu. Nggak sabar, pengen cepet-cepet nyicipin."

Cup.

Tanpa aba-aba Ervan mengecup pipi Luvi. Buru-buru dia menarik pedal gas motor sportnya untuk segera pergi. Di samping itu Luvi berteriak, "Awas sampai rumah main sabun loh Ayang!"

Ia terkikik geli sebelum menguap kecil. Matanya terasa berat dan kepalanya cukup pusing sebab tadi sempat meminum dua gelas wine.

Gadis berbalut tanktop yang memamerkan belahan dada itu mengendap-endap, celingukan.

Santrimu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang