09. KEDATANGAN TAMU

59.1K 7.9K 695
                                    

"Cantik ... jaga auratnya, ya."

Sebelum baca ketik hadir dulu yuk! Jangan lupa vote dan ramaikan komentar, ya. Follow juga biar afdol.

 Follow juga biar afdol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PERMISI .... "

"PAKET DARI JNT TELAH TIBA!"

Luvi yang tengah menonton televisi pun menoleh ke arah pintu. Paket mana lagi yang datang malam-malam begini? Enggan pusing, dia segera beranjak untuk membukakannya.

Benar saja. Di depan berdiri seorang pria memakai masker hitam sembari membawa kotak. "Atas nama Mbak Luvi?"

"Iya, betul."

"Ini ada kiriman buat Mbaknya." Laki-laki jangkung itu menyerahkan kotak yang terbungkus plastik hitam tadi. Luvi mengernyit. Dari siapa? Ia bertanya-tanya karena tidak ada nama pengirim yang tertera.

Sedang sibuk-sibuknya berpikir, si pria tadi tiba-tiba menyelonong masuk membuat Luvi terbelalak kaget.

"L-loh, Masnya ngapain masuk-masuk rumah saya? Pergi atau saya teriak sekarang juga!"

Bukannya menurut, laki-laki itu justru tak acuh. Dia menuju dapur lalu tanpa rikuh meneguk sebotol air dingin yang diambil dari kulkas. "Huft! Hampir aja gue mati kekeringan," monolognya mengembuskan napas gusar.

"Heh! Elo jangan sembarangan masuk rumah--"

"DOR!"

Luvi semakin terperanjat. Dadanya berdetak kuat, nyaris copot. Di belakang, Halika justru tertawa renyah.

"Ha-Halika? Kamu? Ini ... ini gimana sih konsepnya?" Luvi menggaruk rambut, bingung.

Sementara Halika menyengir. Memamerkan gingsulnya. "Lika tuh kangen sama Teteh. Jadi terpaksa deh malem-malem gini nyeret A'a Rafif buat ke sini, hehe. Tuh, orangnya. Lagi nengok tudung saji." Ekor mata itu terarah ke meja makan. Di mana ada Rafif tengah membuka tudung saji lalu mengambil piring.

"Maklum aja, Vi. Gue laper banget. Entah berapa abad gue kagak makan."

Rafif melepas jaketnya. "Makan, Bro." Kemudian dia duduk santai, mulai melahap nasi dengan lauk ayam goreng kemarin.

Luvi memang tidak masak sore ini lantaran Irgi sudah membeli ayam bakar dan sate untuk makan malam. Perempuan itu menukikkan alis begitu Rafif tampak berhenti mengunyah, seperti merasakan sesuatu tapi sedetik berikutnya lanjut makan lagi.

"Ayam kapan ini? Dasar adek laknat." Batin Rafif.

"Teteh jangan liatin A' Rafif aja atuh. Gantengan juga A' Irgi," celetuk Halika sehingga Luvi mendesah panjang.

Jadi, ini rencana mereka? Ya Tuhan ... Dia menatap kotak di tangannya. "Kalau A' Rafif bukan kurir, terus ini apa?"

"Itu teh batu."

Santrimu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang