71.Milik ku [END]

Start from the beginning
                                    

"Iya deh Papa ganteng, mandinya biar bersih ya biar coretan di mukanya hilang," ucap Anya membuat Kale malu sendiri.

"Aku lupa hapus, semalem kecapek-an," kata Kale jujur.

"Emang nakal dia semalem?" tanya Anya. Kale coba berpikir, Aurora bila dengan Papanya akan lebih aktif sebab Kale selalu membebaskan Aurora untuk melakukan segala hal yang dia mau asal tidak berbahaya, kalau dengan Anya lumayan banyak peraturan.

"Nggak sayang," balas Kale lalu mencoba bangkit untuk mandi. Ia sekarang sengaja mengambil cuti selama dua hari untuk hari-hari spesial.

Dengan santai Kale memijat rambutnya lalu ia tambahkan sedikit lagi shampoo, terasa nikmat sekali. Tiba-tiba terbesit ingatan yang membuat jantungnya berdetak kencang. "Aurora!" ucap Kale mengigat anaknya itu semalam pipis di tumpukan baju keluarga yang baru selesai di laundry, Anya selalu menumpukan baju di sofa sebelum melipatnya. Memang keluarga mereka banyak uang, tapi tetap saja Anya maupun Kale menetapkan prinsip hemat. Kale segera menyelesaikan kegiatan mandinya, saat pintu kamar mandi terbuka sudah ada Anya dengan tanduknya sambil memegang baju yang terkena air pipis anak mereka.

"Sayang," ucap Kale lalu mendekati Anya untuk meminta maaf.

Anya segera menghindar. "Ah kamu kebiasaan banget kalau suruh jagain Aurora rumah jadi kaya kapal pecah," ucap Anya. Kale menyengir kuda.

"Ya yang maaf-"

"Belajar dari Epot anak dua tapi hebat bisa ngurus yang bener," omel Anya karena Kale pernah lebih parah dari ini. Sambil mengomeli suaminya Anya membereskan kerusuhan yang Kale dan Aurora buat di kamarnya ini. Kale terdiam mendengar Anya mengomelinya, Kale tak marah itu malah membuat ia semakin mencintai Anya.

"Iya maafin aku," ucap Kale sambil memakai sarung karena akan ibadah bersama Anya. Kale mengimami Anya dan mereka beribadah bersama. Selesai ibadah Kale membangunkan anaknya sedangkan Anya memasak untuk sarapan keluarga kecilnya. Jika semua lengkap memang mereka selalu berbagi tugas.

Lihat anak Kale ini sangat cantik sekali, Kale selalu berharap nanti kelak Aurora akan mendapatkan laki-laki baik, ia mencium kening anaknya. "Ayo bangun jagoan Papa." Ucap Kale sambil menggendong Aurora dan ia bangun dengan sendirinya.

"Papa nda dah uyang? (Papa Bunda sudah pulang?)" tanya Aurora dengan suar cadelnya.

"Udah dong, lagi masak bunda mu itu. Arora nyusul ya kita mandi dulu?" tanya Kale lembut. Walau Aurora sedikit nakal tapi Kale sangat menyayanginya.

"Iya papa." Balasnya dengan suara menggemaskan.

Sambil menunggu nasi matang Anya memantau kemajuan Kale mengurus putrinya itu. "Papa itu sabun ke badan!" omel Anya karena Kale memakaikan ke wajahnya alhasil Aurora menangis sebab matanya jadi perih, Kale pun segera membasuh wajah Aurora. Anya menghela nafas dan Kale tersenyum manis pada Anya sebagai tanda damai.

Mereka berdua berbagi tugas, Kale mengurus Aurora dan Anya memasak untuk sarapan. Aurora sudah duduk berdua di meja makan bersama Kale menunggu masakan selesai. Agar tak jenuh Kale mengajak anaknya itu bernyanyi lagu anak-anak sampai Aurora tertawa bahagia.

"Makanan datang!" ucap Anya. Kale bergegas membantu mengambil mangkuk-mangkuk yang berisi makanan dari dapur. Perut Kale sudah berbunyi menandakan kalau ia sangat lapar sekali.

Satu sendok telah Kale ambil dan akan masuk ke mulutnya. "Au akan ama Papa! (Mau makan sama Papa!)" Rengek Aurora sehingga aktivitas Kale langsung terhenti.

Anya menoleh pada suaminya sambil memberikan piring makan Aurora, dengan sedikit terpaksa Kale mengambilnya sambil menyengir kikuk. "Iya ayo sama Papa." Anya tersenyum lebar melihat kesabaran Kale.

KALE [END]Where stories live. Discover now