69.Kebenaran

Mulai dari awal
                                    

Mereka duduk di kursi taman kampus, Nadya penasaran dengan apa yang akan Jawa katakan. "Tentang Azriel, anak itu. Lo suka dia?"

Nadya mengangguk. "Dia udah punya cewek Nad."

"Maksud lo? Azil bilang dia-"

"Iya emang statusnya mantan, tapi hatinya nggak Nad, gue temen dia dan bener-bener tahu banyak tentang dia termasuk cewek yang dulu nemenin dia, namanya Anya dia pembantu di rumah Kale karena sebuah problem, kalau lo nggak percaya hal itu, gini lo sering denger kan gue sama Epot bilang dia dengan sebutan Kale kan?" Nadya mengangguk.

"Itu yang pertama manggil Anya dan sampai sekarang kita masih pakai itu, kalau Kale suka sama lo dia udah kasih kepastian ke lo karena gue tahu dia bukan cowok yang suka ngegantungin perasan cewek," lanjut Jawa. "Gue tahu lo cewek pinter nad, cari cowok yang hatinya kosong bukan cowok yang lagi pura-pura move-on."

"Itu alasan kenapa Azil selalu nggak bisa bawa gue kerumahnya?" tanya Nadya tak percaya. Jawa mengangguk.

"Jauhin Kale, kalau lo emang jodoh ya pasti nanti ketemu lagi," ucap Jawa menusuk. Ucapan Jawa sangat serius sehingga membuat Nadya langsung percaya.

Satu hari sebelum wisuda Gapara memiliki acaranya sendiri, semua anak kelas tiga diwajibkan memakai baju khas sekolah Gapara untuk membuat video kenang-kenangan di sekolah.

Anya sudah siap dengan baju khasnya, tak lupa memakai jepit yang pihak Gapara berikan agar terlihat semakin cantik, Anya tersenyum manis pada kaca. "Anya cantik," ucapnya memuji dirinya sendiri, sebentar lagi masa-masanya akan hilang. Pikirnya.

Kale, Epot dan Jawa tengah sarapan di kantin kampus, tiba-tiba saja Nadya datang membawa laki-laki dan duduk dihadapan mereka bertiga. Aktivitas mereka langsung terhenti. "Azil ini Junior." Ucap Nadya memperkenalkan.

Sungguh reaksi Kale biasa saja, malah kedua temannya yang terkejut, kebetulan Kale duduk di tengah, Junior menyodorkan tangannya. "Pacar Nadya." Ucapnya.

"Uhuk!" Epot terbatuk. Jawa tersenyum tipis mendengarnya, dengan mudahnya Kale menjabat tangan junior.

"Azriel," ucap Kale lalu kembali memakan bubur ayamnya tanpa sedikitpun terlihat cemburu atau penasran, apa jiwa-jiwa playboy Kale akan keluar?

Nadya mendengus kesal saat Kale tak bereaksi apa-apa, gadis itupun menarik Junior. "Permisi," ucapnya sedikit sinis. Jawa dan Epot mengangguk sambil tersenyum kikuk.

Setelah perginya Nadya Epot dan Jawa langsung bertanya-tanya perihal hal tersebut. "Emang gue nggak ada rasa sama dia, gue seneng aja cara dia bicara dan nyelesain pekerjaan," ucap Kale dengan mudahnya.

"Setan! terus kenapa kemarin senyum-senyum?" tanya Epot kesal. Kale meminum airnya.

"Nggak," balas Kale sambil kembali tersenyum, terlihat mengerikan. Kenyataan Kale tersenyum adalah ia senang sebentar lagi Ica akan bisa melihat dan bisa bermain dengannya.

"Ya elah Le, masih stak di Anya?" Tanya Jawa. Kale enggan merespon karenya jawabannya benar.

"Ciaaah Le ganti lahhhh, janda lebih berpengalaman Le, ayo lah," kata Epot menghasut.

"Nemenin dari nol emang nggak ngejamin sampai kepelaminan tapi yang menemani dari nol susah dilupain," balas Kale membuat teman-temannya menyenggol bahu Kale untuk menggoda laki-laki berwajah datar itu.

"Happy graduation Galang." Ucap Anya tiba-tiba saat semua anak termasuk anak kelas unggulan dikumpulkan di tengah lapangan.

Alis Galang bertautan. "Lho bukannya besok?"

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang