2. OH MY!.

102 60 32
                                    


"huuwaah.. Bisa gila aku!"

Wanita dengan kaos putih itu berteriak penuh kesal sambil mengacak-acak rambut pendeknya, kini dirinya nampak serupa dengan singa. Berbagai buku dan kertas berserakan disebuah meja belajar kayu.

Otaknya nampak sudah berada pada batas kemampuannya, Kedua kantong mata hitamnya nampak jelas bahkan kini matanya sudah nampak benar-benar memerah, Entah sudah seberapa lama kedua maniknya terus bergelut dengan setumpuk buku dan laptop yang membuatnya benar-benar frustasi.

Dilemparnya bolpoin grey yang sedari tadi dalam dekapan jari-jari kecilnya.

Wanita nampak putus asah itu, akhirnya memutuskan untuk keluar mencari udara segar, kedua kaki kecil dengan kulit putih bak kertas berjalan menaiki tangga menuju balkon, tempat terfavorit dimana ia sering meluapkan berbagai emosi dan perasaan.

Dari blangkon lantai tiga hampir semua bisa ditangkap dalam pandangannya. langit hitam lengkap dengan bintang dan rembulan, Jalan raya yang ramai, hingga perumahan dengan lampu warna-warni. Benar-benar pemandangan yang estetik.

Angin malam berhembus memberi kesan dingin hingga seolah-olah menusuk tulang namun hal itu justru membuat senyum mekar, nampak dikedua pipi putih mulusnya mengembang memunculkan lesung tipis pada sudut pipinya, Manis.

Direntangkan kedua tangan, mata tertutup dadanya mulai mengatur nafas, Tubuh dan otaknya nampak menikmati dingin angin malam membuat sedikit rasa stres luntur, hilang terbawa hembusan angin. Sambil memandang pemandangan indah memanjakan mata.

'nikmat tuhan mana yang kau dusta kan?'pikirnya

Tiba-tiba otaknya kembali mengingat suatu hal menyebalkan yang terjadi padanya beberapa hari lalu.

~(flashback)~

"Zel... Ke kantin kampus aja kuy, " ajak seorang wanita

"Males lah, mau pulang"

"Lah lu kan bawa mie sama daging, biasanya juga lu minta masakin Bu kantin," rayu wanita berambut hitam panjang "Ayo zel.. Gue laper nih udah nggak tahan".

Neta menarik lenganku dengan kencang, terpaksa harus menuruti kemauan teman akrabku, Bisa dibilang begitu meski mungkin tak se-akrab yang kalian bayangkan.

Neta langsung memesan semangkok bakso dan es teh sedangkan aku sibuk mengeluarkan daging vegetarian atau biasa disebut seitan (bukan setan loh!), Daging tiruan ini terbuat dari protein pada gandum yang disebut gluten, lalu seporsi mie yang dibuat dengan sayuran, dan green teah tanpa gula.

Jangan heran Aku sudah hidup dengan berbagai makanan vegetarian sejak kecil, dulu ibuku seorang model yang sangat terobsesi dengan tubuh langsing, ideal, ditambah lagi ayahku seorang Dokter membuat seisi rumah harus mengikuti pola hidup ketat.

Kami memutuskan untuk duduk di salah satu bangku kosong dengan meja putih bulat, kantin terlihat sepi tak seperti biasanya Hanya ada beberapa mahasiswa dan anak Basket yang nampak sedang berdiskusi.

"Zel katanya 2bulan lagi Tim basket bakal tanding loh, gue denger dari anak cheerleader pas latihan, " Ucap Neta antusias.

Seperti biasa Neta sangat semangat jika membahas tim basket, ya itu karena dia bisa melihat sang pujaan hatinya berlaga ditengah lapangan sambil meneriaki namanya. Kapan lagi bisa berteriak menyebut nama doi tanpa merasa malu?

"Ha'a.." jawabku dengan malas

"Pokoknya lu harus ikut, sesekali memberi dukungan ke Kris tau"

"Alah bilang aja minta di temin bucinin Kamal"

HeaAin Problem (REVISI)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora