10. Behin The Mask :'.

22 8 16
                                    

Dibalim topeng
Aku bertanya
Kau tersenyum atau menangis?
Sayang...
sungguh aku ingin tau sisih lain dirimu, sekalipun bagian terkelam.
Setiap malam kau mengis
Lalu menghadapi pagi dengan topeng, tersenyum ramah.
Menumbalkan hatimu agar semua merasa tenang.

Tidak ada yang salah akan tindakanmu, tapi ingat pesanku. Lekaslah temukan orang yang dapat ditemui dan kau temui tanpa sehelai topeng.

___________________________________________________________

Happy reading :)

Hanzel nampak membaca setiap huruf yang tercetak pada keetas Hvs matanya mengamati tiap kata yang tertuang otaknya mencerna kalimat yang tersurat dengan tinta hitam.

Sejatinya sudah lama rasa curiga serta berbagai dugaan terus menyerang otaknya dan sialnya semua itu kini menjadi sebuah fakta.

Bukankah seharusnya dirinya tidak sekaget ini akan kebenaran yang telah lama menganjal? Namun kenyataan berkata lain. Hal yang pedih saat difikirkan ajan menjadi 100× atau bahkan lebih pedih ketika menjadi kenyataan.
Tidak bisa dipungkiri, dihindari beribu rasa mehujam hatinya.

Kertas dalam gengamanya napak lecek oleh jari-jari lentik, entah sudah berapa kali otaknya membaca seleuruh teks tercetakan pada kertas itu, begitu pula hatinya entah dia harus merasa senang, kesal, marah, atau sedih.

Sungguh bahkan untuk sekedar menentukan perasaan apa yang kini tengah bergulat dihatinya saja, rumit.

Telapak tangan lebar nampak bergerak mengelus lembut pundak mungil Hanzel, sang empun pemilik telapak tanggan itu mulai menundukan kepala memastikan keadaan Hanzel. Manik hitam lelaki itu tengah menatap lengit, tanpa sadar jarak mereka teramat dekat hingga beberapa detik kemuadia lelaki itu pun tersadar. Tubuh kekar mundur sejalan dengan langkah kakinya.

Sebagai seorang detektif melihat respon seseorang yang kebingungan, gelisah, frustasi atau bahkan ekpresi tak masuk akal lainya adalah makanan sehari-harinya tapi entah bagaimana kali ini hatinya merasa berbeda, rasa sakit ikut menghujam hatinya.

Mungkin ini sekedar rasa Empati. Khawatir atau bahakan perasaan lainya? lelaki itu pun bimbang, sebenarnya apa arti rasa sakitnya?
Parahnya Dia tidak tau pasti.

Lelaki yang menyandang status detektif itu mulai melangkah menuju dapur, lengan berototnya meraih saset minuman Drack choklat, terampil jemarinya mengubah butiran bubuk coklat menjadi segelas minuman hanggat. Punggung lebar detektif nampak berhenti tepat di depan lemari pendinggin, dengan berlahan jemarinya menarik selebar choklat yang masih tertutup rapat bungkus merek.

Kata orang-orang memakan Choklat atau makanan manis lainya dapat menenagkan fikiran serta mengusir aura negatif, ya kurang lebih itulah yang dilakuakan sang detekti, berusaha menengakan fikiran Hanzel. Meski sebenarnya pikiran sang detektif tak kalah berantakan.

Tuan berbahu lebar, meletakan bawaanya dimeja Hanzel dengan pelan. Bahunya kembali bergerak kearah lemari pendingin lalu kembali lagi kemeja Hanzel dengan beberapa makanan manis - mengulang lagi kegiatannya hingga meja kotak itu kini penuh dengan berbagai , butter cake, mochi, macirins, serta makanan manis lainya.

HeaAin Problem (REVISI)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن