9. Make Up°.

24 11 8
                                    

Butuh waktu sekitar dua jam lebih untuk make ofer Frans, selama itu pula Hanzel bergelud dengan layar Hpnya sedangkan Neta tengah sibuk menghabiskan isi toples cemilan.

Dua sosok lelaki, ah haruskah ditulis sorang pria dan waria muncul dari balik pintu.

"Tara...si bujang udahku sulap jadi bambang tampan" Ucap Inces dengan sangat gembira.

Bagi Inces Hanzel bukan hanya sekedar pelanggan VIP namun hubungan yang sangat akrab telah terjalin lama dengan kedua orang tuanya hingga Ices merasa telah berutang budi, hal ini membuat ia merasa sangat senang ketika berhasil menyelesaikan misi yang diberikan Hanzel.

Kemunculan Fran langsung menjadi objek perhatian seluruh pengunjung salon, mereka menatap dengan takjub. Neta pun tak kalah kaget melihat penampilan Fran yang berubah derastis meski sejujurnya penampilan Fran yang sebelumnya juga nampak baik-baik saja.

Kini Hanzel tengah menatap Fran, matanya menjelajah dari ujung rambut hingga ujung kaki, kedua bibir Hanzel mulai bergerak mengucapkan kata-kata

"Aku ngak mau bayar bajunya"

Fran terperanjat mendengar ucapan Hanzel, wajahnya menampakan mimik bingung dan kaget secara bersaan, kini Fran memandangi kedua wanita didepanya dengan ekpresi anehnya.

"Tenang Princes, ini gratis" Ucap Inces sambil menarik tubuh Hanzel menyingkir beberapa langkah

"Itu baju jaitanya rusak dikit, dari pada dibuang kan sayang. Princes kan tau butiku ini ngak mungkin jual baju rusak" Jelas Inces yang hanya dibalas angukan oleh Hanzel.

Hanzel menyerahkan kartu kredit kepada salah satu karyawan, setelah proses pembayaran selesai merekapun melangkah keluar salon dengan diiringi tatapan takjub dan bisik-bisik pujian dari parapenghuni salon.

"tringg.." sura lonceng berdering.

"Ke kafe atau Resto kuy" Ajak Neta dengan semangat.

"masih laper?"

"Iya nih kan tadi cuma nyemil"

"Itu perut apa lumbung makanan?"

"Hehehe... Kan belum makan Nasi zel" Rengek Neta

"Alesan"

Hanzel menatap Neta lalu kepalanya menoleh kearah Resto, Neta yang mengerti akan kode tersebut pun langsung melangkah menuju Restoran Dengan penuh semangat hingga mendahului yang lain, sedangkan Fran masih belum bisa beradaptasi dengan dua sosok wanita aneh ini semakin bingung dibuatnya tapi ia hanya bisa pasrah saat mengingat Kartu Mahasiswanya masih ditahan.

Dalam kebingungan dan rasa cangung yang menghujam Fran, secara tiba-tiba Hanzel kembali menarik lengan bajunya membuatnya kembali mengekor langkah kecil wanita mungil itu. Fran tersadar akan kebiasaan Hanzel yang suka menarik lengan baju,
'Ya Satu lagi fakta tentang wanita aneh ini' fikir Fran.

Setelah duduk seoran pelayan datang, dengan semangat Neta memesan makanan dan minuman. Sang pelayan sudah hafal akan pesanan Hanzel nampak tersenyum mengerti, sedangakan Fran hanya memesan Nasi, ayam cincang gong bao dan es jeruk.
Saat menunggu pesanan mereka dihidangkan secara tiba-tiba perut Neta terasa mules ia memutuskan untuk pergi ke toilet, menyisakan suasana cangung dianta Hanzel dan Fran.

"Gimana keadaan mu? " Tanya Hanzel yang mebuat Fran mentapap bingung. " Waktu ditaman" lanjutnya.

Otak Fran kembali memutar memori waktu itu, namun anehnya kini kejadian itu sama sekali tak membuat hatinya terasa nyeri padahal baru sehari yang lalu.

HeaAin Problem (REVISI)Where stories live. Discover now