🌹16| Kompetisi Basket

638 131 46
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.

=======================

🎵Song : Lauv - Who🎵

Sudah hampir satu minggu Raysha bedrest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah hampir satu minggu Raysha bedrest. Dan hari ini, dia kembali ke sekolah. Keadaannya lebih baik dari sebelumnya. Rasa nyeri di punggung serta sakit kepala—berangsur-angsur membaik. Raysha hanya bisa berharap—semoga dia tidak kembali drop seperti tempo hari. Sudah cukup dia membuat kedua orang tuanya dan Bara khawatir.

Raysha baru ingat, ternyata bukan mereka saja yang khawatir padanya. Namun, ada seseorang yang secara terang-terangan mengkhawatirkannya.

Dia adalah Rafa Malven Narendra.

Hari ini Raysha pergi ke sekolah diantar Bara. Padahal, Bara tidak ada jadwal kuliah, namun laki-laki itu berinisiatif ingin mengantar Raysha.

"Sebelum Ray turun, Ray persilahkan Kakak untuk memberikan ceramah," tandasnya.

Belum sempat Bara berucap, Raysha sudah memberi ancang-ancang padanya.

Definisi menyebalkan itu Raysha—menurut Bara.

Helaan napas terdengar dari Bara. "Pertama, jangan sampai telat minum obat. Kedua, jangan terlalu lelah beraktivitas. Ketiga, jangan jajan sembarangan di kantin. Keempat, kalau udah waktunya pulang jangan melipir ke mana-mana. Tau sendiri kemarin gimana sakitnya, kan? Kalau gak mau kambuh, jangan macem-macem."

"Nanggung, Kak," balas Raysha.

"Nanggung gimana?"

"Ya nanggung. Nggak ada sila kelima nih?" Sepanjang Bara menjelaskan larangannya pada Raysha. Raysha malah fokus menghitung jumlah larangan yang Bara berikan.

"Ngeselin banget sih!"

"Yakin nih nggak ada sila kelima?"

"Mau gue tambahin?"

Raysha menggeleng cepat. Empat aturan dari Bara saja sudah membuat kepalanya panas.

"Udah cukup. Yang ada Ray makin stres karena kebanyakan aturan dari Kakak. Dah bye!" Raysha keluar dari mobil. Bisa-bisa Bara lebih banyak mengoceh kalau dia tidak segera keluar.

Bara itu memang over protektif pada Raysha—jangan heran jika dia banyak aturan. Apalagi semenjak Raysha memiliki penyakit serius.

"Hi guys!" Raysha dengan senyum ceria menyapa ketiga sahabatnya yang sudah duduk manis di kelas. Raysha bisa merasakan tatapan aneh dari ketiga temannya—seolah menggambarkan kalau mereka memiliki beberapa pertanyaan pada Raysha.

"Kalian kenapa?"

"Lo yang kenapa?" Alya bertanya balik. Nada suaranya terdengar dingin.

"Ray, lo ke mana aja sih? Hampir satu minggu lo nggak dateng," tanya Zalfa.

Love or Pity | JAEROSÉ ✔Where stories live. Discover now