🌹11| Drop

811 157 29
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading ❤️

====================

'Cause I don't know who I am without you
And I got all these stupid plans I made for two
But still everything reminds me of you
'Cause I'm used to you being around
What do I do now?

🎵 Song: Landon Austin — Now 🎵

Pagi subuh, Raysha membuka matanya karena merasakan kepalanya sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi subuh, Raysha membuka matanya karena merasakan kepalanya sakit. Suhu tubuhnya panas, membuatnya gelisah. Raysha memijit pelipisnya, berharap rasa sakit itu hilang. Namun, usahanya sia-sia karena rasa sakitnya semakin parah.

Raysha mengerang, bahkan untuk bangkit saja dia tidak mampu. Rasa sakit itu selalu datang tiba-tiba, tidak memberikannya kesempatan untuk terlihat baik-baik saja.

Ketika Raysha memaksakan dirinya untuk bangkit, punggungnya terasa nyeri dan panas. Raysha berjalan ke arah pintu kamar untuk memanggil Bara, memberitahu bahwa dia kesakitan. Kamar Bara berada di sebelah kamarnya. Hampir saja Raysha meraih gagang pintu, tapi pandangannya mengabur. Dan kini, kehilangan keseimbangan hingga tubuhnya jatuh.

Raysha menarik rambutnya karena rasa sakit yang dirasakannya. Air matanya meluruh, menahan sakit yang luar biasa di punggung dan kepalanya. Cairan merah itu keluar dari hidungnya. Raysha menyadari itu dengan memegang hidungnya, lalu melihat tangannya.

Tangis Raysha semakin pecah. Di saat Raysha ingin menikmati hidupnya tanpa rasa sakit, justru penyakit itu tidak membiarkannya bernapas dengan tenang.

Leukemia—penyakit itu selalu merenggut kebahagiannya.

Mata Raysha mulai tertutup sepenuhnya, dia kehilangan kesadarannya.

🌹🌹🌹🌹🌹

Bara baru saja menuruni tangga menuju dapur. Namun, dia tidak melihat Raysha di sana. Biasanya Raysha sudah ada di ruang makan untuk sarapan bersama.

"Raysha belum bangun?" tanya Bara pada Atika yang tengah menghidangkan beberapa makanan dibantu dengan asisten rumah tangga.

"Masih siap-siap mungkin," jawab Atika. "Kamu susulin ke kamar. Suruh cepat sarapan, nanti telat lho."

"Oke, Ma." Bara bergegas menuju kamar Raysha.

Sesampainya di kamar Raysha, Bara langsung membuka pintu kamar. 

"Raysha!" Bara memekik kuat saat melihat adiknya tergeletak di bawah dengan wajah memucat. Ketakutan Bara semakin bertambah ketika cairan merah itu keluar dari hidung Raysha. Bara berjongkok, memangku kepala Raysha. Napasnya memburu cepat dengan rasa kalut yang menguasai dirinya.

Love or Pity | JAEROSÉ ✔Where stories live. Discover now