Lima belas

1.9K 86 3
                                    

Hallo teman-teman mohon dukungannya yaa , jangan lupa vote serta komen sebanyak-banyaknya.
Terimakasih...

__

"Terus rencana kamu selanjutnya apa ?".

"Belum ada kak, aku masih mau santai-santai kayak gini. Lagi pula ini baru beberapa hari, jadi belum bosan hehe".

"Kalau butuh lowongan kabarin aku aja!".

"Oke kak!".

"Habiskan!".

Tania mengangguk dan tersenyum, seseorang yang memperhatikan justru memasang wajah masam.

**

"Aku antar pulang ya ?".

"Gak usah kak, aku ada perlu soalnya. Kakak duluan aja!".

"Oke! Yasudah kamu hati-hati ya!".

"Bye kak!".

Setelah Dani sudah tidak terlihat lagi Tania pun bergegas menuju toko buku, rasanya hanya itu tempat yang ia tuju saat ini. Saat hendak berjalan seseorang menarik tangannya.

"Sa,Satya ?".

"Hai".

Tania memasang wajah datar dan melanjutkan jalannya.

"Loh kok aku di cuekin sih ?".

"Mau apa kamu ?".

"Mau nanya, kenapa telpon dan pesan aku gak di tanggapi ?".

"Penting banget ?".

"Tania".

Satya kembali menarik tangan Tania agar ia berhenti berjalan.

"Apalagi sat ?".

"Kamu marah ?".

"Marah, Kenapa ?".

"Ya nggak tahu, makanya aku nanya".

Tania menatap tajam pada Satya dan melanjutkan jalannya.

"Tania".

"Lepas satya!".

"Hei hei hei kamu kenapa sih ?".

Tania tidak menggubris pertanyaan Satya, ia justru duduk di pinggir trotoar jalan. Dan Satya pun mengikutinya.

"Kalau ada sesuatu yang salah aku minta maaf. Sialnya terakhir ketemu kamu ponsel aku entah hilang kemana dan Selama ini aku nyariin kamu, aku pernah ke taman tapi kamu gak disana. Setelah itu bokap minta temenin keluar kota, untuk urusan bisnis".

"Aku gak nanya!".

"Tapi aku cuma mau kamu tahu".

Tania terdiam..

"Waktu kita ketemu di toko buku, itu adik sepupu aku, namanya Mayang, aku biasa manggil dia dengan sebutan yang karna di keluarga manggil dia kayak gitu semua".

"Aku gak nanya Satya!".

"Tapi, aku beneran cuma mau kamu tahu".

"Aku gak mau tahu".

Tania berdiri dan Satya pun mengikutinya.

"Ngapain berdiri ?".

"Lah kamu ngapain berdiri ?".

"Apasih Satya!".

"Aw aw Aw sakit Tania, kenapa di cubit ?".

"Habisnya kamu nyebelin banget sih".

"Tapi kangen gak ?".

Satya tersenyum menggoda Tania, yang di goda menatap nya tajam.

"Narsis".

PENGKHIANATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang