Dua puluh satu

850 49 3
                                    

Satya sedang berkutat di depan layar laptopnya, hari ini ia begitu sibuk. Pekerjaan nya sangat menumpuk, hingga ia tidak sempat memeriksa ponsel nya.

Tania sudah mengirim pesan pada sang kekasih sudah 1 jam lalu, namun masih belum ada tanda di baca. Sampai akhirnya ia meletakkan ponselnya kembali dan membaca novelnya untuk menyibukkan diri.

Ia tahu Satya pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya, ia tahu kekasihnya itu punya tanggung jawab besar pada perusahaan ayahnya.

"Tania". Teriak ibu dari lantai bawah

"Duhh ibu kenapa sih harus teriak segala ?."

Tania bergegas keluar dari kamarnya menemui sang ibu yang sedang sibuk meneriakinya.

"Ibu ada ap...

Suara Tania terhenti saat ia mendapati seseorang di hadapannya.

"Tania, apa kabar ?."

Tania menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Mau apalagi ini orang dalam batinnya.

"Tante tinggal dulu ya nak, soalnya lagi bantu bibi masak. Terimakasih buah tangannya.

"Iya Tante sama-sama."

Tania duduk menghadap ke sosok yang tidak ingin ia lihat sama sekali.

"Bagaimana kabar kamu ?."

"Gak usah basa-basi Rik, ada apa kamu kesini ?."

Riko berusaha tersenyum semanis mungkin.

"Sekarang kamu lebih galak ya ? aku kebetulan lewat jalan dekat rumah kamu, ya aku mampir saja. Apa tidak boleh ?."

"Untuk apa kamu mampir, kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi."

"Memangnya harus punya hubungan spesial dulu aku baru boleh main ?."

"Tapi, aku berhak untuk melarang mu untuk datang kesini."

"Bagaimana kalau kamu menganggap aku sebagai teman sekarang ?."

"Tidak!!."

"Kenapa ?."

"Kamu tidak perlu menjelaskan nya dan kamu pasti sudah tau alasannya apa."

"Pacar baru kamu ?."

"Apa dia pencemburu ?."

"Tidak, tapi aku harus menjaga jarak dar laki-laki seperti mu."

"Seperti aku ? Berarti yang semalam laki-laki seperti apa ?."

Tania membelalakkan matanya, Bagaimana Riko bisa tahu semalam ada tamu.

"Riko, kamu....

Riko tersenyum miring, seperti bangga dengan penemuannya semalam.

"Kamu memantau aku ?."

Riko diam dan memangku wajahnya dengan kedua tangannya.

"Aku baru sadar ternyata kamu gak waras!!!." ucap Tania menekan

"Aku seperti ini karna kamu Tania, aku begini karna kamu."

"Bukan!! tapi karna kebodohan kamu sendiri, semua ini terjadi karna ulah kamu sendiri Rik. Kamu harusnya sadar dan introspeksi diri kamu sendiri, bukan justru ganggu kehidupan aku."

"Dengar Tania, kalau aku gak bisa dapetin kamu lagi maka orang lain termasuk pacar kamu pun gak boleh dapetin kamu."

Tania yang mendengar ucapan Riko semakin geram.

Plakkkkk...

Tamparan keras mendarat di pipi mulus Riko.

Riko membeku, bahkan untuk bernafas pun sulit. Ia begitu terkejut Dengan tindakan Tania.

PENGKHIANATANWhere stories live. Discover now