33. A

71 19 21
                                    

Budayakan vote sebelum membaca sodara sekalian

Semoga yang vote dam komen masuk surga. Aamiin😂

Happy reading❤

















Setelah memberikan alamat kediaman keluarga Mahendra, akhirnya Arif dan Mela langsung membicarakan perkara tersebut dan akan bertanggung jawab atas hal yang terjadi.

Kedua keluarga tersebut telah sepakat dan akan memberikan Langit dan Abel waktu untuk merundingkan hal itu berdua.

Pihak keluarga Langit pun telah memberitahukan hal tersebut kepada pihak sekolah dan akan tetap membiarkan Langit menamatkan masa SMA nya, karena ijazahnya akan membantu dalam mencari pekerjaan nanti.

Keadaan Wanda pun sudah mulai membaik dan sudah di beritahu perkara itu, akan tetapi tentang kematian Mama Willo masih belum ia ketahui.

Sekarang Wanda sedang berada di kamar kembarannya yang akan bersiap-siap untuk melaksanakan pernikahan  yang akan di laksanakan besok pagi di kediaman keluarga Mahendra.

Pernikahan itu hanya di hadiri oleh kedua anggota keluarga dan beberapa pihak yang akan berhubungan dengan proses itu.

"Hei." sapa Wanda dan mendekati Langit yang tengah berdiri memandang lurus di balkon kamarnya.

Langit mengusap kepala adiknya dan mengambil nafas panjang.

"Semuanya bakal baik-baik aja kalau lo lakuin semua rintangan yang ada di depan mata." ucap Wanda menenangkan.

"Sebentar lagi gue bakal jadi kepala keluarga, gue nggak bisa jagain lo lagi. Dan maaf karena gue udah jadi abang yang brengsek buat lo." jawab Langit sambil menghela nafas pelan.

"Hei! Lo itu udah bikin gue bangga karena lo mau bertanggung jawab, sekarang gue minta lo harus fokus sama Abel, dan sayangi keluarga baru lo nanti."

Mendengar hal itu, Langit teringat sajak yang di tulis Lana beberapa hari lalu. Dadanya terasa sesak ketika mengetahui perasaan orang yang ia suka tanpa harus di tanya.

"Belajar untuk melupakan, dia berhak dapat yang lebih baik." ujar Wanda membuyarkan lamunan Langit.


















Ke esokan harinya, hari dimana Langit dan Abel akan melangsungkan pernikahan mereka, setelah selesai dengan segala jenis rangkaian dalam pernikahan yang sederhana itu, kedua pihak keluarga merundingkan bagaimana masa depan anak mereka.

"Abel tadi udah ngomong sama saya kalau dia bakal tinggal di rumah saja, demi kenyamanan dia dan bayinya saya menyetujuinya. Bagaimana dengan Langit." ujar Olin sambil menatap bola mata Langit dengan seksama.

Kini kedua keluarga itu sedang berkumpul di ruang tamu kediaman keluarga Mahendra.

"Saya juga setuju dengan keputusan Abel, kalau dia sudah merasa nyaman kami akan tinggal bersama. Dan nanti setiap pulang sekolah saya akan mampir ke sini untuk melihat keadaannya." jawab Langit mantap.

Kedua orang tua mereka pun saling mengangguk paham atas keputusan anaknya.

"Sekarang tanggung jawab kamu sudah besar Langit, Ayah sarankan setelah tamat SMA kamu udahan cari kerja untuk menghidupi keluarga kecil kamu." saran Arif kepada putranya dan di angguki oleh Langit.

Langit Untuk LanaWhere stories live. Discover now