Wattpad Original
This is the last free part

15. Sadar

25.9K 4K 130
                                    

Mas Dirham menepati ucapannya untuk menjemput Oca tepat waktu, tapi ia tidak datang sendiri melainkan bersama seorang wanita yang kalau aku tidak salah ingat beliau ini adalah mamanya. Tapi bukannya Mas Dirham sudah mengantar mamanya pulang ya ke Tangerang waktu itu?

"Ini Dinar, Ma, yang tinggal di sebelah rumahku."

Aku tersenyum kikuk saat Mas Dirham memperkenalkan diriku.

"Selamat sore, saya Andira, mamanya Dirham." Perempuan di hadapanku itu mengulurkan tangannya padaku.

"Sore, Tante. Saya Dinar," ujarku menyambut uluran tangan Tante Andira di hadapanku. Tuh, kan, benar ini tuh mamanya Mas Dirham. Muka mereka berdua agak-agak mirip, terutama bagian bibirnya.

"Iya, Dinar, Tante sudah dengar tentang kamu dari Dirham," ujarnya dengan senyum yang melengkung di bibirnya.

Degup jantungku jadi tambah heboh mendengarnya. Aduh, Mas Dirham ngomongin aku kayak gimana nih di depan mamanya?

"Dinar, mau pulang bareng sekalian? Kan kamu hari ini gak bawa motor," ajak Mas Dirham.

Sebenarnya lumayan banget sih kalau pulang bareng Mas Dirham jadinya hari ini aku hemat ongkos, tapi aku gak enak takutnya mengganggu quality timenya bersama keluarganya. Biarpun tetangga dan rumah kami tepat bersebelahan tapi aku tetaplah orang asing.

"Enggak usah, Mas. Gak apa-apa saya naik ojek online aja nanti, atau bisa nebeng teman kok," tolakku halus

"Loh, kenapa? Kan arah pulang kita sama. Mending bareng kita aja yuk, sekalian kita makan malam bareng."

Aku tersenyum canggung menanggapi ajakan Tante Andira. Gimana ini? Ada dua hal yang sulit untuk kutolak. Satu, permintaan ibu-ibu dan yang kedua, makanan. Lalu sekarang di hadapanku malah ada ibu-ibu ngajak makan, gimana bisa kutolak?

"Sudah, jangan kelamaan mikirnya, Din. Ayuk!" Tante Andira tanpa aba-aba langsung menggamit lenganku. Wah, baru sekali bertemu tapi nama panggilan Tante Andira untukku seperti kami telah kenal lama aja nih. Apakah ini pertanda baik atau hanya perasaanku saja?

"Eehh i-iya, Tante, saya ganti baju dulu," sergahku. Barang-barangku semuanya juga masih di loker.

"Kalau gitu kita tunggu di depan ya," ujar Tante Andira lalu setelahnya membawa Oca bersamanya. Sebelum keluar, Tante Andira dan Mas Dirham juga mengangguk sambil tersenyum seraya berpamitan pada Shifa.

"Calon mertua ya, Din?" Mulut Shifa langsung mengeluarkan pertanyaan selepas tersenyum. Kayak gatel banget itu rasa penasarannya di lidah minta cepat-cepat dikeluarkan.

Aku menempelkan jari telunjukku di bibir dengan tatapan mengancam. "Ssstt! Orangnya baru juga keluar!" omelku dengan gigi mengatup rapat, gemas banget sama kelakuan Shifa jadi pengin sentil tenggorokannya. Gimana kalau Mas Dirham dan Tante Andira dengar? Kan aku jadi gak enak nanti disangkanya aku yang lancang.

"Gue izin balik duluan ya?" tanyaku kemudian.

Shifa mengangguk mengiyakan permintaanku. "Sana buruan ganti baju. Jangan bikin mertua nunggu," sahutnya dengan gerakan tangan mengusirku. Kenapa jadi ini anak yang semangat banget sih?

Aku kemudian pergi ke ruang ganti untuk melepas seragam dan memakai baju pribadiku lagi. Setelah memasukkan semua barang-barangku ke dalam tas, aku pun lantas berjalan keluar sambil berpamitan pada setiap rekan kerja yang kutemui.

"Nanti kalau ada info-info pas diskusi kasih tahu gue ya, Shif," pintaku pada Shifa sebelum kemudian berpamitan lagi dengannya.

Setelah Shifa mengangguk dan mengangkat kedua ibu jarinya, aku kemudian melangkah keluar untuk menemui Mas Dirham.

icon lock

Show your support for Asty K, and continue reading this story

by Asty K
@atyampela
Dinar, seorang caregiver di sebuah daycare suatu hari diminta mendamp...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 36 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @atyampela.
Kepingan DirhamWhere stories live. Discover now