19. Sebenarnya Ada Apa?

Start from the beginning
                                    

"Gue udah lakuin apa yang lo omongin, gue udah masa pendekatan sama Ivy," ujar Ravin jujur.

Aksa langsung melayangkan jempol tinggi-tinggi sebagai balasan. "Mantap! Gitu dong, gercep! Terus muka lo kenapa kusut gitu? Si doi gak ngabarin? Atau si doi lagi ngambek?" tanya Aksa yang nampaknya sangat pakar dalam urusan perbucinan.

Aksa itu sepertinya cocok mendapatkan gelar sarjana perbucinan, segala seluk-beluk bucin selalu saja tahu dan update.

"Niatnya gue sama dia mau berangkat bareng gitu, eh dia malah ngabarin gak jadi, gak tau juga kenapa. Last seen dia tuh jam tiga pagi, Sa. Dia begadang sampai jam segitu? Apa kebangun jam segitu ya?" Ini yang dari tadi membuat Ravin menerka-nerka. Memang kalau orang jatuh cinta itu selalu memikirkan banyak hal.

Doi bales lama aja kepikiran kalau mereka selingkuh. Doi offline aja kepikiran kalau mereka tidak mau chat dengan kita. Segalanya dipikirkan pokoknya.

"Gak tau gue, mungkin begadang, mungkin kebangun juga kali. Alasan dia ngebatalin janji apa emang?" tanya Aksa sambil menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri. Nasi goreng buatan Kayla, katanya itu sangat cocok untuk Aksa makan di pagi hari seperti ini.

Ravin mengacak rambutnya, ia mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu. "Doi cuma bilang gak jadi gitu, tanpa alasan. Pas dichat lagi malah off."

BRAK!!!

Aksa menggebrak meja, membuat semua orang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.

"Lo ngapain gebrak meja segala sih, Sa?" tanya Bening yang baru saja memasuki ruang kelas, gadis dengan sweater biru itu langsung mengambil duduk di belakang bangku Aksa dan Ravin.

"Gue baru inget kalau tadi Kayla cerita ke gue, katanya dia lagi marahan sama Ivy gegara les Kayla tuh dipindah gitu." Aksa langsung menceritakan semua yang Kayla ceritakan padanya, untung saja ia ingat, kalau tidak bisa disangka tidak menjadi pendengar yang baik dan benar.

Ravin mengerutkan keningnya, les Kayla dipindah? Apa hubungannya dengan Ivy?

"Kok dipindah? Emang apa hubungannya sama Ivy?" tanya Ravin yang langsung dibalas dengan jempol oleh Bening dari belakang.

"Satu pemikiran. Ada apa emang? Gue sahabat mereka berdua kalau kalian lupa," ujar Bening dengan nada sombongnya.

Aksa mengambil napas dalam-dalam, kemampuannya dalam menceritakan segalanya memang tidak bisa diragukan lagi, sudah seperti tukang ghibah pokoknya.

"Jadi tempat les Ivy sama Kayla itu beda, tempat les Kayla deket rumah gue, sedangkan tempat les Ivy yang elit banget itu pokoknya. Nah waktu itu Ivy gak dengerin penjelasan guru di tempat lesnya, Ivy gak ngerjain soal yang dikasih guru, Ivy bahkan pulang sebelum waktunya. Guru di tempat les langsung kasih laporan ke orang tuanya Ivy." Aksa menjeda ucapannya. Ia mendapatkan respon paham dari Bening dan juga Ravin.

"Nah, orang tua Ivy itu ambisius banget pokoknya. Mereka gak mau kalau Ivy sampai gagal. Ivy tuh kemarin peringkat tiga di kelas kalau gak salah, dia udah dihina mati-matian sama keluarganya, keluarganya langsung suruh Ivy les yang banyak banget sampai Ivy tuh capek gitulah. Orang tua Ivy juga berkuasa, mereka selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan segala yang mereka mau. Orang tua Ivy dateng tuh ke rumahnya Kayla, mereka mohon-mohon ke orang tuanya Kayla sampai-sampai bilang kalau mereka bakalan bayarin les Kayla asalkan Kayla mau satu tempat les dengan Ivy. Kayla mau nemenin Ivy dan ibaratnya tuh memantau Ivy gitulah."

"Terus?" tanya Ravin dengan sangat penasaran.

"Orang tua Kayla akhirnya mau, dan Kayla marah ke Ivy karena Ivy keras kepala, dia jadi ikut terlibat dalam semuanya. Lo tau sendiri kan gue sama Kayla ketemu jarang banget. Gue sama Kayla ketemuan pas doi lagi istirahat les atau mau berangkat les, makanya Kayla marah ke Ivy." Aksa menyelesaikan ucapannya, Ravin dan Bening hanya bisa mengangguk paham sambil mendengarkan.

"Emang orang tuanya Ivy tuh egois banget tau, semua keluarga Ivy egois malah. Ivy sering banget nangis pas SMP karena dibanding-bandingin terus sama semua saudaranya. Gue aja sampai kesel."

***

Hai, Guys! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam buat kalian semua yang baca cerita ini!

Hayoloh kenapa Ivy sampai batalin berangkat bareng sama Ravin?

Terima kasih sudah menemani sejauh ini<3

See you!

Xoxo,

Luthfi Septihana🌹

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now