ĄLARÍC || 41

Mulai dari awal
                                    

Ting

Pintu lift terbuka sempurna. Dengan anggun Adel berjalan menuju pintu keluar apartemen. Alaric bilang dia menunggu di luar.

"Hai," sapa Adel dengan senyuman setelah masuk ke dalam mobil. Alaric terlihat sangat tampan dengan setelan jas putih yang membalut tubuhnya.

"Hai pacar," balas Alaric dengan senyuman mautnya.

Adel terkekeh geli. "Sok manis. Eh tumben lo bawa mobil, kali ini alasan apa?" Alaric jarang memakai mobil. Sekali pakai pasti ada alasan tertentu, Adel tau itu.

"Kamu pake dress selutut gitu, nanti susah kalau naik motor."

Aku-kamu? Seingat Adel mereka sudah sepakat untuk tidak memakai kata itu.

"Aku-kamu?"

"Iya, mulai sekarang ngomongnya gitu."

Boleh Adel teriak sekarang? Alaric sangat manis malam ini.

"Btw ini mau kemana? Kok formal banget bajunya," tanya Adel.

"Ulang tahun perusahaan."

"Bukannya ayah sama bunda kamu lagi di luar negeri?"

"Baru pulang semalam buat acara ini."

Alaric melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. "Udah makan? Kalau belum biar mampir ke restoran dulu."

"Ehh gak usah! Nanti telat ke acaranya," cegah Adel.

"Udah makan atau belum?" tanya Alaric penuh penekanan membuat nyali Adel menciut.

"B-Belum."

Alaric membelokkan mobilnya ke kanan, menuju ke salah satu restoran yang ada di dekat situ. "Makan dulu. Aku gak mau kamu sakit."

Pipi Adel terasa panas. Oh ayolah, sejak kapan dia mudah baper seperti ini. Hanya sedikit perhatian dari Alaric sudah membuatnya terbang tinggi. Sepertinya besok-besok Adel harus meminta pacarnya itu untuk mengontrol sikap manisnya.

30 menit waktu yang mereka habiskan di restoran. Alaric kembali memacu kendaraannya menuju hotel milik keluarganya, tempat acaranya berlangsung.

Saat sampai di sana ternyata acaranya belum di mulai. Tapi saat melihat kedatangan mereka Axel dan Agatha langsung menaiki panggung kecil di depan sana.

"Baru dimulai?"

Alaric menggeleng. "Udah dari setengah jam yang lalu."

"Terus itu?" Alaric tidak menjawab. Dia menarik tangan Adel ke tempat teman-temannya berada.

"Pakboy eh pak bos maksudnya, baru dateng kemana aja lo, acara punya siapa yang terlambat juga siapa," ucap Deon.

Ada Deon, Evan dan Oliver. Satu lagi kalian pasti tau dimana. Sera, Ares, Manaf, Bara, Zean, Kyra dan Sasi juga ada disana.

"Pakboy apaan?" tanya Oliver.

Deon menepuk jidatnya. "Tanya Rainer aja deh nanti, Liv."

"Sini, Del, duduk samping gue!" seru Sasi. Adel melangkah mendekati Sasi dan duduk di sebelahnya.

"Selamat malam semua. Seperti yang saya katakan tadi bahwa saya akan menyampaikan sesuatu yang penting," ucap Axel.

Semua tamu undangan mulai menerka-nerka apa yang akan disampaikan oleh CEO dari perusahaan terbesar itu.

"Kami akan mengenalkan penerus A'F Corp selanjutnya. Putra sulung kami, Alaric Zeroun Alexander Arxie."

Para tamu langsung mengedarkan pandangan mereka mencari objek yang barusan disebutkan. Dari seluruh keluarga besar Alexander yang belum pernah mereka lihat wajahnya secara langsung adalah anak dari Axelio Fernando Arxie dan Agatha Felinxia Alexander. Karena sepasang pengusaha itu selalu menyembunyikan kedua anak mereka.

ALARICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang