"Oke nona saya tunggu ya, untuk gaun saya suka warna putih," kata Bule. Chika tersenyum lebar lalu berjalan keluar gudang.

Ia berlari mencari Galang agar Galang dapat menyelamatkan Bule. "Maaf bang gue khianati lo," ucap Chika sambil berlari.

Tak apa kalau Bule akan membencinya asal manusia itu jangan lenyap dari bumi. Pikir Chika.

"Lang ngapain lo, belum balik?" tanya Fahri. Galang langsung memasukan lolipop yang kotor itu ke saku celananya.

"Ini gue mau balik," balas Galang.

Fahri sebenernya tadi melihat saat Anya memaki Galang dan melemparkan lolipop tersebut. "Nyantai kali Lang gue tau," kata Fahri.

Galang menoleh lalu tersenyum sedih, Fahri tahu semua tentang kisah cinta Galang yang tak pernah mulus. "Dia bukan Tapasya jangan terlalu berharap tinggi," lanjut Fahri.

"Awal-awal ini emang keobsesian gue yang masih belum bisa move-on dari Tapasya, tapi makin lambat laun perasaan ini berubah jadi nyata tanpa menyangkut nama Tapsya sedikitpun," balas Galang.

Fahri tersenyum kecut mendengar jawaban Galang yang masih kurang yakin. "Lo nyoba buat ngendaliin hati lo tapi dia malah berjalan semaunya, Lang jujur aja Tapasya masih menuhin isi hati lo kan?"

"Sok tahu lo," jawab Galang karena ucapan Fahri benar. "Gue masih bingung ri sama isi hati dan pikiran gue sendiri, mereka maunya apa?"

"Yaudah jangan mikirin cewek, banyak lagi cewek di dunia. Kalau nggak ada sama gue aja lo," ucap Fahri lalu tertawa puas mengingat gosip LGBT mereka berdua.

"Kenyang gue Ri kenyang dibilang demen batangan," balas Galang yang juga ikut tertawa. Disaat seperti ini Fahri memang sangat mengerti dan bisa menghibur Galang.

"Galang!" panggil Chika yang berlari menuju padanya.

"Atur nafas dulu," ucap Fahri.

"Gue pinjem dulu!" ucap Chika lalu menarik tangan Galang dan membawanya lari menuju gudang. Karena cekalan Chika begitu kuat Galang terbawa dan ikut berlali tanpa banyak bicara, dari raut wajah Chika ia terlihat sangat panik.

Chika mengatur nafas saat sudah di depan pintu, ia melihat jam di pergelangan tangannya waktunya tersisa sepuluh menit lagi. "Kenapa?"

"Udah dapetin kuncinya?" tanya Chika penuh harapan.

Galang mengangguk lalu meronggoh saku celananya. "Sebenernya tadi subuh gue mau kesini tapi lupa-"

"Sekarang waktunya!" ucap Chika penuh penekanan.

"Hah?"

"Ya ... maksud gue sekarang ada gue dan udah saatnya kita buka," ucap Chika. "Ayo Lang cepet!"

Galang mengangguk sambil membuka pintu. Ponsel Chika berdering dan itu dari Kakaknya. "Gue angkat telpon dulu nanti nyusul," kata Chika.

"Iya," balas Galang. Bule tersenyum saat pintu terbuka dan tak lama senyum itu langsung runtuh kala melihat siapa yang datang.

"Galang?"

"Tempat apaan ni?" ucap Galang sambil melihat kesekeliling. Ia terkagum-kagum dibuatnya. Semua orang yang baru masuk kesini pasti akan dibuat kagum.

"Ngapain kesini lo?" tanya Bule panik.

Galang menatap Bule. "Gue yang harusnya nanya itu ke lo, kecurigaan gue bener ternyata," balas Galang lalu berjalan mendekati lemari.

"Lang!" Ucap Bule coba menahan tapi gerakan Galang sangat cepat.

"Alkohol? gila lo ya!" ucap Galang terkejut. Bule langsung menarik Galang untuk keluar dari Gudang ini.

KALE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang