Perjuangan yang menyakitkan

15 0 0
                                    

[Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar, harap pembaca bijak dalam memilih bacaan, dan mengambil sisi positifnya saja]

Hallo reader!

Sebelum baca tekan tombol vote terlebih dahulu dan tinggalkan krisan di kolom komentar setelahnya.

Happy reading!✨

Sebuah pagar besi yang besar itu baru terbuka sedikit kala dia memasuki bangunan di dalamnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah pagar besi yang besar itu baru terbuka sedikit kala dia memasuki bangunan di dalamnya. Suasana masih sangat sepi, hanya satu dua orang yang terlihat, ditambah suhu dingin membuatnya harus lebih mengeratkan diri. Memeluk dirinya sendiri.

Langkah pelan itu terhenti di sudut parkiran biasa anak-anak sekolah menyimpan kendaraan pribadinya. Gadis itu, Mitha termagu menatap ke depan, orang yang dia cari belum datang. Secercah senyum terbit kemudian saat mengingat sosok yang dia tunggu, sebentar lagi ... lelaki itu datang.

Benar saja deru suara motor yang sangat familier memasuki gerbang sekolah. Berhenti tepat di depannya, lelaki itu melepaskan helm dan mematikan mesin motor, menatap heran Mitha yang telah berdiri di sampingnya. Mungkin memang ia tidak sadar kalau Mitha sedari tadi menunggu kedatanganya.

"Pagi, Dev!" sapa Mitha tersenyum hangat. Melihat itu ada sebagian hati Devian yang ikut menghangat, ya, hanya sedikit. Karena ego dan gengsi lebih tinggi untuk mengakui hal tersebut.

Tanpa berniat berlama-lama, lelaki dengan jaket abu-abu itu menyampirkan belahan rambutnya ke samping, itu membuat Mitha menghela napas melihatnya. Dev, badas! pekiknya di dalam hati. Mitha yang masih senantiasa memperhatikan Devian, sementara lelaki itu pura-pura tak acuh, berjalan mendahului gadis yang sedari tadi menunggunya.

"Ih, Dev, kok, ditinggalin. Tunggu!" seru Mitha berlari menyusul. Saat langkah mereka seirama, gadis itu memasukkan sebelah tangannya di antara lengan Devian. Menggandengnya.

Sorot mata tajam dan dingin itu menghujani Mitha, tetapi bukannya takut dia malah semakin mengeratkan pegangannya. Tidak ingin terlepas. Beberapa orang yang berada di koridor sekolah, menyaksikan hal tersebut menjadi heboh, suara bisikan juga cibiran terdengar jelas, seolah penghakiman atas sikap Mitha yang dicap memalukan.

Namun, namanya Mitha tidak peduli dengan omongan orang lain. Toh, Devian tidak lagi mendorongnya menjauh seperti pertama kali dia tiba-tiba menggandeng lelaki di sebelahnya, mungkin sudah lelah melihat kelakuan Mitha. Itu yang membuat gadis tersebut percaya diri bahwa hati Devian sekalipun bisa dia miliki.

Devian melonggarkan gandengannya secara perlahan. Mitha pun mengerti, mungkin lelaki itu mulai risih. Tak apa Mitha terus berjalan bersisian dengan Devian, sambil bersenandung riang, melompat-lompat kecil dengan senyum yang tidak luntur di kedua sudut bibirnya. Tak bisa dipungkiri juga jika senyum hangat itu menular pada Devian, lelaki tersebut tersenyum ... amat tipis.

💚💚💚

"Hai, Kak Angga!" sapa Mitha saat mereka berjalan berduaan berpas-pasan dengan Angga yang sepertinya baru datang. Yang dipanggil itu menatap Mitha dan orang di sebelahnya, tersenyum kecut kemudian.

GAGAL ROMANTIS [TAMAT]Where stories live. Discover now