Stalker

43 4 0
                                    

Cerita ini mengandung banyak kata-kata kasar, harap pembaca bijak dalam memilih bacaan, dan mengambil sisi positifnya saja]

Hallo reader!

Sebelum baca tekan tombol vote terlebih dahulu dan tinggalkan krisan di kolom komentar setelahnya.

Happy reading!✨

Langkah Hana terhenti begitu mendengar suara-suara di balik pintu toilet di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Hana terhenti begitu mendengar suara-suara di balik pintu toilet di hadapannya. Ah, dia tidak suka suasana ramai, apalagi di toilet seperti ini, terpaksa Hana menyandarkan punggungnya di dinding sebelah pintu. Menunggu.

Diliriknya secara terus-menerus jam di tangan kiri, mulai menghentak-hentakkannya kaki tidak sabar. Kruk! Perutnya berbunyi, setelah menahan kebelet dia juga harus menahan lapar. Mitha pastinya sedang mengomel karena dia sudah pergi lumayan lama.

"Akhirnya." Pintu toilet terbuka bersamaan dengan beberapa siswi yang keluar dari dalamnya. Beruntung Hana tidak perlu menunggu lebih lama lagi, dia segera masuk menuntaskan urusannya.

Kran air berputar, dengan tangan yang membendung sekumpulan air itu membilas wajah lelah Hana. Kembali dia tutup kran tersebut, sambil mengusap wajah dengan tisu. Buang air kecil sudah, cuci tangan dan wajah beres, waktunya kembali!

Dug, dug, dug langkah kakinya menuruni tangan kecil dari toilet menyeberang lapangan olahraga menuju kantin. Namun, dilihatnya sekumpulan lelaki tengah asyik saling menendang bola di sana, Hana jadi ragu untuk melewatinya. Dia terdiam di tengah anak tangga, tidak mungkin harus menunggu lapangan kosong. Bisa-bisa waktu istirahatnya keburu habis.

Akhirnya setelah membulatkan tekad Hana kembali menuruni tangga bersiap melewati lapangan. Perutnya lebih penting! Buang dulu rasa malu sekarang, tetapi dia tidak tahu kalau riuh suara dari lapangan begitu berisik entah karena apa. Tahu-tahu sesuatu yang keras tiba-tiba menghantam kepalanya.

Bug! Bruk! Tendangan sembarang itu membuat sebuah bola melayang ke arah Hana, menghantam kepalanya. Hingga dia terhuyung, tak sadar melangkah melewati dua anak tangga sekaligus, sampai kaki kanannya menginjak kaki kiri yang ada di depan. Dia jatuh membentur tanah lapangan. Nasib sial Hana sudah terhantam bola, juga jatuh tersungkur.

"Anjir!" keluhnya sudah bersiap melontarkan sumpah serapah pada orang yang menendang bola tadi.

Bersamaan dengan itu datang pula seorang anak lelaki yang menghampirinya sambil mengulurkan tangan. "Sini gue bantu!" katanya mengulurkan tangan. Hana mendongak, menatap anak lelaki asing di hadapannya, seolah sedang menahan tawa melihatnya.

Sialan, ditepisnya uluran tangan tersebut dan mencoba bangkit sendiri. Dia tidak sadar kalau lutut dan sikunya terluka, hampir saja Hana kembali jatuh saat mencoba berdiri, sebelum lelaki tadi menangkapnya.

GAGAL ROMANTIS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang