Siapa pun berhak mencintai

19 0 0
                                    

[Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar, harap pembaca bijak dalam memilih bacaan, dan mengambil sisi positifnya saja]

Hallo reader!

Sebelum baca tekan tombol vote terlebih dahulu dan tinggalkan krisan di kolom komentar setelahnya.

Happy reading!✨

Hal yang paling ditakutkan jika berurusan dengan orang terkenal itu mungkin sedang Hana alami sekarang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hal yang paling ditakutkan jika berurusan dengan orang terkenal itu mungkin sedang Hana alami sekarang. Berkat kejadian kemarin, Alvin yang menghampiri dirinya, sekarang satu sekolah tahu dia dekat dengan lelaki itu.

"Lo yang namanya Hana, 'kan?" tanya seorang gadis berambut panjang tergerai, cantik, sih, tetapi dari nada bicara dan penampilannya saja, uh.

Belum berniatan langsung menjawab, Hana malah diam memperhatikan orang-orang di belakangnya dari pantulan cermin. Satu kurus, tinggi, mulus, yang satu bersolek bagaikan ke acara kondangan, dan yang satu lagi terlalu urakan untuk disebut pelajar.

"Lo budeg? Atau bisu enggak bisa ngomong?!" cercanya mulai kesal. Hana hanya bisa menghela napas panjang, ini tidak akan selesai dengan mudah.

"Iya, aku Hana," jawabnya membilas tangan dan mengambil tisu, berbalik menghadap si lawan bicara.

"Enggak usah sok. Liat, ngaca di belakang lo ada kaca! Jadi cewek jangan suka kecentilan, sadar diri lo enggak pantes buat dapetin cowok model kayak Alvin," cerocosnya menarik tangan Hana kasar, membalikkan badannya kembali menatap kaca.

"Ini, tuh, bukan cerita Cinderella, babu yang ketemu pangeran. Lo enggak lebih dari hanya sebatas sampah bukan berlian!" timpal temannya tidak mau kalah.

"Sadar anjing sadar udah jelek masih ngarepin pangeran. Aduh, lo pasti pelet Alvin, ya, biar enggak ngenes amat hidup lo yang ngenes itu," tuding gadis dengan bibir merona merah lipstick dan baju super sempit.

Melihat cara pakaian mereka saja membuat Hana gerah, dia tidak ingin ambil pusing sebenarnya. Biarkan orang lain berlaku seperti apa pun padanya, toh, hidup ini Hana yang menjalaninya bukan orang lain, 'kan?

"Bener kata Salsa, Mel. Ini anak emang caper apalagi temennya itu, tuh, yang enggak tahu malu banget ngejar-ngejar Devian. Sumpah, tuh, cewek urat malunya udah putus kali, ya, hahaha." Mereka bertiga tertawa sambil berkacak pinggang dan ada pula yang melipat tangan di dada.

Orang yang dipanggil Mel tadi mendorong kasar bahu Hana, hingga membuat dia termundur dengan pinggang membentur wastafel. Cukup sakit, sih, batin Hana meringis.

"Kakak enggak bisa bilang Mitha enggak tahu malu. Enggak ada yang salah dengan memperjuangkan cinta, ingin orang lain mencintai kita, makanya Mitha berusaha. Karena setiap orang berhak mencintai," tutur Hana berjalan melalui mereka bertiga.

Jika yang dihina dia saja, Hana tidak akan peduli. Beda urusannya kalau soal temannya, tidak peduli ini akan membawa ribut yang terpenting tidak ada yang boleh menghina sahabatnya.

GAGAL ROMANTIS [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora