Sorry, Tetsuya

1.3K 118 12
                                    


Tetsuya perlahan membuka kedua matanya. Didapati sosok pria asing di hadapannya. Tetsuya berusaha bangun dari tempat tidurnya, memposisikan dirinya untuk duduk. Tetapi pria itu menyuruhnya untuk tidak bergerak.

"Anda masih terlihat sangat kebingungan. Biar saya memperkenalkan diri saya lagi. Nama saya Mayuzumi Chihiro, saya pelayan anda mulai saat ini, Tetsuya-sama"

Tetsuya mengangguk lemah. Bahkan sekarang Nash menyediakan pelayan untuknya. Mustahil untuknya mencoba kabur dari Nash.

Chihiro membawanya air hangat untuk Tetsuya. Chihiro duduk di bangku yang berada di dekat kasur Tetsuya.

"Tenang saja, Kuroko. Akashi pasti berhasil menyelamatkanmu. Aku juga akan berusaha sebisaku untuk membantumu"

Tetsuya baru saja ingin meneguk minumannya, tetapi fokusnya menjadi teralihkan pada Chihiro. Air matanya perlahan turun membasahi pipi lembutnya. Pria bersurai biru itu berusaha menahan tangisan bahagianya bahwa ia memiliki sebuah harapan untuk kabur dari tempat ini. Tetsuya berusaha tersenyum pada Chihiro.

"Terimakasih... Terimakasih..." Tetsuya mengucapkan terima kasih berulang-ulang.


Nash membuka pintu kamar Tetsuya. Wajahnya masih masam. Chihiro pamit undur diri dari ruangan tersebut. Tetsuya fokus dengan makanan dan obat yang ada di hadapannya. Nash duduk di pinggir kasur lalu mengelus surai biru Tetsuya. Tetsuya dengan sigap langsung menepis tangan besar itu.

"Tetsuya... maafkan aku ya?" Nash menatap pria di sampingnya dengan lembut.

Tetsuya sangat ingin berteriak, dan menghajar pria blonde yang sedang memasang topeng manis itu. Tapi ia sadar bahwa itu hanya akan sia-sia. Bahkan tubuh mungilnya bergetar saat Nash memasuki ruangan. Rasa ketakutan yang tumbuh pada dirinya saat Nash menceritakan kisahnya mengambil alih seluruh tubuhnya.

Nash mengelus punggung Tetsuya, yang dielus pun langsung menegang. Tubuhnya bersikap tegap, tangan Tetsuya yang tadinya ingin menyuapi sesendok makanan pada mulutnya langsung terjatuh dari tangannya.

"Maaf... Maaf.... Maaf Tetsuya... Kumohon, jangan membenciku, jangan berusaha kabur dariku... Jangan pergi, Tetsuya"

Nash sangat ingin memeluk Tetsuya sekarang. Tetapi Nash sadar Tetsuya masih terkejut dengan apa yang terjadi padanya kemarin. Nash masih menatap Tetsuya dengan lembut. Tetsuya masih tidak membalas tatapannya.

".....pulang" gumam Tetsuya dengan suara sekecil mungkin.

"Apa katamu, Tetsuya? Aku tidak bisa mendengarnya." Nash meminta Tetsuya untuk mengulangi ucapannya.

"...Aku ingin pulang ke Jepang, Nash. Aku tidak suka disini"

Nash terdiam. Keheningan melanda mereka berdua untuk beberapa detik. "Sekarang ini adalah rumahmu, Tetsuya"

Tetsuya menggeleng dengan keras. Air matanya mulai mengalir tetapi ia menahannya dengan baik.

"..Rumah bukan seperti ini, Nash"

"Lalu seperti apa? Kau suka rumah yang model Jepang? Akanku rubah rumah ini menjadi apa yang kau pinta, Tetsuya!"

"Tidak, bukan itu"

Nash menunggu Tetsuya melanjutkan kalimatnya.

"Rumah yang penuh dengan kasih sayang dan kehangatan, Nash"

Hal itu menampar Nash cukup keras. Ia menyunggingkan senyuman yang cukup mengerikan. Lalu tertawa dengan keras.

"Kau ini..."

Tetsuya bergetar. Badannya bergetar lebih parah dari sebelumnya. Takut. Takut. Tetsuya takut pada Nash.

"Apa belum cukup rasa cintaku padamu? Aku selalu memberikan cintaku padamu, Tetsuya. KUBERIKAN SEMUA RASA CINTAKU UNTUKMU, APA ITU MASIH KURANG UNTUKMU, TETSUYA?! Kau sungguh seseorang yang serakah. Aku baru tau itu. Kau ingin kasih sayang? Akan ku berikan sekarang"

The Bully Prince [paused]Where stories live. Discover now