Blurry.

1.1K 126 30
                                    



Setelah mendengar informasi dari orang dalamnya Seijūrō. Mereka berempat langsung bergegas menuju bandara.

Tapi sayangnya, Tetsuya dan Nash sudah lepas landas dari bandara tersebut.

"Tsk..! Kuso...!" Ryōta mengepalkan tangannya dengan sangat kuat hingga membuat luka pada telapak tangannya. Taiga juga kesal akan kejadian ini, tapi dia berusaha untuk tetap tenang seperti Seijūrō dan menenangkan Ryōta.

Daiki hanya bisa terus mengutuk dan mengumpat pada Nash. Ia bisa saja langsung membuat keributan di bandara, tetapi Seijūrō menahannya.

"Sekarang kita sedikit lebih tahu seberapa bahayanya Nash. Maka, aku ingin kalian tidak ikut campur dalam urusan ini. Biar orang profesional yang akan menemukan Tetsuya dan menangkap Nash" jelas Seijūrō dengan tenang.

Ryōta geram, dan menarik kerah Seijūrō. Wajahnya yang basah karena air matanya mengalir, tangannya yang memerah karena mengepalkan terlalu keras.

"Tidak ikut campur katamu..?? BAGAIMANA BISA AKU TIDAK MENYELAMATKAN KUROKO-CCHI DARI SI BANGSAT ITU, HAH?!!" teriak Ryōta.

Taiga berusaha menarik Ryōta menjauhkannya dari Seijūrō. Daiki hanya bisa menatapnya, karena apa yang ia rasakan itu sama dengan Ryōta.

Seijūrō menepuk pundak Ryōta.

"Tenang saja, aku berjanji untuk menyelamatkan Tetsuya, dan Nash mendapatkan hukuman yang sangat berat, Ryōta."

Ryōta mengambil langkah mundur menjauhi Seijūrō. Karena diri Seijūrō yang lain sedang mengambil alih tubuh Seijūrō.

"Aku percayakan hal ini padamu, Akashi." ucap Daiki.

"Tentu saja, Daiki."

Taiga tidak mengerti dengan aura yang tidak mengenakan ini. Tetapi ia percaya dengan kalimat Seijūrō dan tidak membantahnya sama sekali.

Akhirnya, Taiga, Ryōta dan Daiki pulang. Sedangkan Seijūrō menunggu seseorang di bandara. Sebuah figur laki-laki berjalan mendekati Seijūrō,

"Akashi" panggilnya.

Seijūrō menoleh dan mendapati pria berkacamata dengan rambut berwarna hijau. "Shintarō" balas Seijūrō. Shintarō sedikit terkejut dengan nada bicara itu, tapi ia sudah biasa bertemu dengan Seijūrō lainnya. Lalu ia mengeluarkan sebuah amplop coklat dari dalam coat nya.

"Ini berkas tentang Nash Gold Jr., dan juga beberapa catatan kriminalnya"

Seijūrō meraih amplop coklat itu. Shintarō membenarkan posisi kacamatanya dan menatap Seijūrō khawatir.

"Kenapa kau mencari tentang dia, Akashi? Kau tidak terlibat dengannya kan? Dia orang yang sangat berbahaya"

Seijūrō membuka amplop itu dan membacanya dengan teliti.

"Aku harus terlibat, Shintarō. Salah satu teman baikku terlibat lebih dalam dengannya, aku harus menyelamatkannya dan kau akan membantuku" ucap Seijūrō selagi membaca.

Shintarō menghela nafasnya. Mana mungkin ia menolak permintaan temannya yang paling berharga untuknya. "Lalu siapa Kuroko Tetsuya? Kau memintaku untuk mencari tentangnya juga kan? Aku memasukkan file nya di dalam amplop itu"

"Dia teman baikku yang terlibat dengan Nash. Aku ingin kau membaca tentang Tetsuya sebelum bertindak dalam menangkap Nash"

"Aku sudah membacanya ketika mencari tentang dirinya. Tidak banyak data tentang dirinya"

Seijūrō tertawa kecil. "Tentu saja. Dia warga negara yang baik. Kau juga akan jarang atau tidak sama sekali menyadari akan keberadaan dirinya ketika berpapasan di jalan, Shintarō"

The Bully Prince [paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang