Monster (2)

3.2K 305 48
                                    


"Tetsuya~"

Panggil Nash dengan nada manja yang tidak biasa ia keluarkan. Tetsuya hanya menoleh dan mengelap keringatnya. Nash mendekati wajahnya pada wajah Tetsuya.

Sluurppp

"N-Nash-kun?!!"

Nash baru saja menjilat pipi Tetsuya dengan seringaian nafsunya itu. Tetsuya memegangi pipinya yang baru saja dijilat. Wajah datarnya seketika dihiasi semburat merah.

"Hoo, lucunya~ Ayo pulang, Tetsuya"

Tetsuya sedikit memiringkan kepalanya. "Nash-kun lupa? Aku masih latihan, kita selesai jam 7"

Nash mengerutkan bibirnya, lalu menggendong Tetsuya di pundaknya. Tangan satunya lagi membawa tas Tetsuya.

"Na–Nash—!"

"Oi! Mau kau bawa Kuroko kemana?!" teriak Hyūga.

"Pulang"

Nash melangkahkan kakinya, tapi Taiga langsung menghalangi jalannya. "Turunkan Kuroko"

"Tidak akan"

Taiga mencoba merebut Tetsuya, tetapi Nash langsung menjauhkan Tetsuya dari Taiga dan langsung menendang perut Taiga.

"A—Akhhh"

"Kagami!" "K-Kagami-kun!?"

Riko menghampiri Taiga yang masih mengaduh kesakitan.

"Cih, makanya jangan menghalangiku alis empat"

Nash menendang kaki Taiga, sang empunya masih menahan rasa sakit yang ditimbulkan Nash. Nash berjalan keluar tanpa rasa bersalah.


"Oi Nash!! Ukh—Brengsek!!"

"Nash-kun... kau bisa menurunkanku"

"Aku tidak mau"

"Hm.. tapi setidaknya Nash-kun akan meminta maaf pada Kagami-kun 'kan?"

Nash mulai kesal karena Tetsuya membicarakan laki-laki lain dengannya. "Tidak mau. Kau suka padanya? Jadi aku harus meminta maaf begitu?"

"T-Tidak.. bukan begitu! Tapi kan Nash-kun menendangnya sampai kesakitan.. seharusnya minta maaf karena membuatnya sakit"

"Aku tidak mau"

Tetsuya hanya menghela nafasnya. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi untuk membujuk seorang pemeran penjahat di cerita ini agar melakukan hal kebaikan.

"Hei Tetsuya,"

"Hm?"

"Katakan... Kau ini benar - benar menyukaiku atau tidak?"

Terdiam. Memori Tetsuya terungkit lagi, tentang hal buruk mengenai Nash, tapi tidak dengan hal baik yang pernah Nash lakukan.

"Tidak" jawab pria mungil itu dengan wajah datarnya, dan dead eyes-nya.

Nash tidak menjawab atau berbicara lagi. Dia terus menggendong Tetsuya hingga apartemen. Nash membuka pintu, lalu berjalan santai ke kamar. Tetapi tiba - tiba saja,

BUUKKH

pria itu membanting Tetsuya ke atas kasur dengan sekuat tenaga.

"U—Ukh! Nash-kun!"

"Setelah apa yang pernah kulakukan padamu, dan kau bahkan juga mengatakan kalau kau menyukaiku. Kenapa kau bisa merubah pikiranmu secepat itu, Tetsuya?"

"Itu...."

"Pembohong," Nash mendekati Tetsuya.

"N-Nash-kun..?"

"Pengkhianat," Nash menutup matanya, dan membuka lagi, terlihat jelas oleh Tetsuya bahwa bola mata berwarnanya onyx.

"Semua itu harus mendapat hukuman 'eh?"

Badan Tetsuya gemetar, ini bukan Nash yang masih memiliki kebaikan di hatinya. Nash yang di hadapannya sekarang, tidak memiliki hati sama sekali.

"N—N..ash-kun.....?"

"Jangan pernah mencoba kabur dariku, Tetsuya" ucapnya dengan seringaian.


//karena saya tidak bisa membuat adegan 21+ atau nsfw, jd tolong bayangakan ya hwhwh, maklum sy msh 16 thn :>//

Nash memperkosa Tetsuya, memasukan dan mengeluarkan miliknya pada Tetsuya dengan paksa, dan penuh nafsu juga amarah. Tetsuya hanya bisa merintih kesakitan, menangis dalam kesakitan. Berkali - kali Tetsuya meminta maaf pada Nash, tapi pria itu tidak mendengarkannya sama sekali.

"TERIAKKAN NAMAKU, BUKAN MENGELUH - NGELUH TETSUYA"

"Hnng hikk, annggg..huuu, G—Gom—enassai, Nash-kunngghhh ah..huuuhuuu..."

Nash masih melanjuti perbuatannya, ia memukul Tetsuya dengan keras. Tidak mengampuni pria mungil itu sedikit pun.

"AAANGGHH, HHHAAANNHHH... HUUANGHHHH, N—NHHH—NASH—KUNNNHHAAAAHH"

"Fufufufu, iya begitu sayang, teruskan, aku mau mendengar lebih keras"

Tetsuya terus merintih, dan berusaha sebisa mungkin meneriaki nama Nash. Pria besar itu menikmatinya dengan tawanya.


Setelah selesai, Tetsuya terbaring lemah di atas kasurnya. Dia tidak memiliki tenaga untuk bergerak sama sekali. Dia salah, dia salah pernah mempercayai Nash. Dia salah bahwa Nash itu memiliki hati.  Dia membencinya.

//

Setelah mengabsen, guru itu tampak heran dengan ketidak hadiran seseorang di kelasnya.

"Meski aku tidak ingat dengan murid ini, tapi dia tidak pernah absen dalam kelasku, kenapa dia?"

Satu kelas hanya saling berbisik, dan tidak tau. Taiga hanya terdiam, dia tidak tau juga dengan keadaan Tetsuya. Tapi satu hal yang pasti adalah ada hubungannya dengan Nash.

"Pria brengsek itu.. Pelindung apanya, Kurokocchi tidak masuk hari ini, memang seharusnya aku yang melindunginya"

"O-oh Kise, kau masih disini 'toh"

"Tentu saja, bagaimana bisa aku langsung bisa percaya padanya kalau dia benar - benar akan melindungi Kurokocchi"

"Entah kenapa Kise yang sekarang beda dengan Kise yang ku tau..."
Batin Taiga.

//

Tetsuya masih terbaring dengan posisi yang sama. Nash-kun menatap pria itu dari atas sampai bawah. Melihat tubuhnya yang sudah ditandainya.

"Kau. hanya. milikku"




Tetsuya tidak menyadari hal itu. Bagaimana Nash berakting kebaikannya. Dia tidak melihat Nash yang begitu terobsesi padanya. Yang Nash katakan saat mencoba menyelamatkan Tetsuya dari Ryōta, hanyalah kalimat yang merubah pikiran Tetsuya dalam melihat Ryōta.

Yang tulus, Ryōta. Dan yang terobsesi, Nash. Tetsuya sudah salah selama ini, tapi kenapa dia begitu mudah percaya pada Nash? Begitu mudah tertipu dan melihat semuanya melalui cara pandang Nash?

"Tentu saja ini semua berhasil kalau bukan bantuan dari obat - obatan ini 'kan, Tetsuya?" monolog Nash dengan seringaiannya, dan mengelus puncak kepala pria mungilnya itu.

Tetsuya gemetar, dia masih tidak punya tenaga dan takut pada Nash. "Huu..huu.."

"Shh shh, sudah sudah, tidak apa Tetsuya. Sekarang hanya tinggal kau. dan aku."





End.


//yo hello, im sorry for ya waitin' dan hampir g prnh apdet, maka dari itu sy tamatkan, im sorry all! im really" sorry.. thank you for reading it..

edit: saya berencana untuk melanjutkan ini. kalau ingin membaca lanjutannya silahkan, jika tidak juga tak apa! terimakasih!

The Bully Prince [paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang