Monster (1)

3K 335 15
                                    

Nash terdiam. Dia masih tidak percaya dengan kalimat yang barusan saja keluar dari bibir mungil Tetsuya. Tetsuya juga terhanyut dalam sunyi.

"Bisa kau ulang?"

"T-Tidak!"

Nash mengecup pelan leher Tetsuya. Kedua ujung bibirnya terangkat, senyumnya menghiasi wajahnya. Nash menidurkan kepalanya di atas bahu Tetsuya, lalu tertidur.

"Nash-kun," Tidak ada jawaban. "Nash..kun?" Sunyi. "Tidur rupanya"

Tetsuya memposisikan Nash, membiarkan pria besar itu tidur di atas ranjangnya. Tetsuya mengelus pelan rambut Nash.

//

Tetsuya sudah selesai mempersiapkan dirinya dan sarapan. Ia berlari kecil menuju kamarnya untuk membangunkan Nash. Tangan mungilnya menggoyangkan tubuh besar Nash.

"Nash-kun, ..bangun. Sudah pagi"

Nash sedikit perlahan membuka matanya. Tapi setelah itu dia menutupnya kembali dan merangkul Tetsuya ke dalam pelukannya.

"Lalu.. Kenapa kalau sudah pagi?"

"Kita harus sekolah!"

"Kau tidak melihat tanggal ya, Tetsuya?"

Tetsuya tidak mengerti maksud pria itu. Dia membuka ponselnya, dan tertulis jelas disitu kalau hari ini adalah hari sabtu.

"Kita tidak ada kegiatan sekolah di hari sabtu Tetsuya"

"Uhm... Ada latihan basket! Ya latihan basket!"

Nash terdiam sebentar, tubuhnya semakin mengeratkan pelukannya pada Tetsuya. Tetsuya mengaduh kesakitan dan berusaha melepaskan pelukan Nash.

"Kau tidak ku izinkan untuk latihan basket. Keluar dari basket Seirin, kau mau bertemu makhluk kuning itu lagi?"

Tetsuya menghentikan pergerakkannya. Ia punya rasa takut akan bertemu Ryōta dan kejadian semalam terulang pada dirinya.

"Tapi Nash-kun akan datang seperti semalam lagi jika Kise-kun melakukan hal aneh bukan?"

Tetsuya sudah melupakan bahwa Nash itu seseorang yang membully temannya, seseorang yang memiliki kepribadian yang kasar. Kalimat permintaan perlindungan Tetsuya pada Nash itu tentu saja membangkitkan monster protektif yang akan menjaga Tetsuya tetapi melukai orang disekitar Tetsuya. Pria mungil itu tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya.

"Tentu saja"


//


Pada akhirnya Tetsuya pergi untuk latihan basket— bersama Nash. Taiga yang tidak nyaman dengan aura suram di dekat Tetsuya langsung menghampirinya.

"Oi, siapa yang suruh untuk bawa peliharaan kesini, Kuroko??" tanya Taiga dengan nada yang jengkel.

"Aku tidak membawa peliharaan"

"Siapa yang kau maksud peliharaan alis empat?"

Perempatan merah muncul di ujung kepala Taiga. "Kenapa kau disini hah?!?"

"Menjaga milikku, menurutmu apa lagi?"

"Hei Kuroko, kenapa kau mau jadi bahan bullyan pria blangsak ini hah? Lebih baik kau tetap bersamaku!"

"Apa maksudmu tetap bersamamu? Kau cuma sebatas temannya, tidak usah ikut campur"

"Ayo latihan" Tetsuya langsung memotong pembicaraan dua harimau itu. Dia menyuruh Nash untuk duduk di bangku dan mengajak Taiga untuk segera ke tengah lapangan.

"Ck, lihat bagaimana para udang itu melihat malaikat-ku, dasar mesum"

"Tapi kau juga mesum tentang pria biru muda itu Nash, Hahahaha"

"Silver! Sejak kapan kau disitu?!"

Silver hanya tertawa tanpa membalas pertanyaan Nash. Nash jengkel dengan perilaku temannya itu. Dia akhirnya hanya menatap Tetsuya latihan basket saja.

"Lihat lihat, kamu menatap pria biru muda itu dengan penuh nafsu Nash, bagaimana itu bukan ke-mesum-an? Hahaha"

"Ya terserah kau saja, Silver. Yang jelas dia sudah berada di tanganku"

"Hm? Apa yang akan kau lakukan padanya?"

Nash menyeringai. Kedua matanya tidak lepas dari setiap gerakan Tetsuya. "Apapun yang aku suka atau aku inginkan"

Silver terdiam. Ia tau jika Nash sudah seperti ini, akan terjadi sesuatu hal yang mungkin terbilang ekstrim. Dan tentu saja, ini berita buruk bagi Tetsuya.


//

maaf klo apdet cuma sdikit heu;-;

The Bully Prince [paused]Where stories live. Discover now