Chapter 11

529 54 44
                                    

Hari minggu adalah hari yang pas untuk bermalas-malasan, tapi tidak dengan Shasya. Ia sudah bangun sejak tadi, melaksanakan Sholat subuh lalu bebersihan. Di lihatnya teman-teman nya yang masih berada di dalam mimpi karena kelelahan menonton film drakor kesukaan mereka.

Shasya sudah biasa melewati hari-harinya sendirian di rumah, jika ia tidak mempunyai teman seperti mereka dan lainnya mungkin ia akan menjadi gadis yang pemurung dan suka hidup sendiri. Shasya senang bisa mempunyai teman seperti Feli, Abel, Omi, Angga, dan juga Orion yang selalu ada untuknya. Meskipun mereka rada menyebalkan tapi setidaknya mereka selalu ada untuk dirinya di masa-masa tersulit.

Shasya keluar dari kamarnya sembari membenarkan ikatan rambutnya. Lalu ia berjalan ke bawah untuk melakukan kegiatan rutinnya lari pagi di hari minggu.

Tak terasa sudah lebih dari dua puluh kali ia mengelilingi taman yang berada tak jauh dari apartemen. Ia terduduk lemas sembari mengibaskan tangan nya ke wajah.

"Njir ngga bawa minum gue, mana tenggorokan kering lagi. Dompet juga ngga bawa, masa iya gue minum air keran." beo Shasya.

"Nih" ujar seseorang yang menyodorkan minuman tepat di wajahnya.

Karena merasa sangat lelah dan haus, tanpa menoleh ke arah orang tersebut, Shasya langsung menerima pemberian nya dan segera meminum air itu hingga habis tak tersisa.

"Huh, lega gue" gumamnya.

Setelah itu ia mengadah ke atas melihat seorang laki-laki yang tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Haus banget ya? Sampe ngga sadar ada gue disini" ucap laki-laki itu.

Shasya terkekeh pelan, "Hehe iya, btw makasih buat minuman nya. Mungkin kalo ngga ada lo gue udah died.

"Cielah lebay lo haha, iya sama-sama" balas orang itu sedikit mengikuti gaya bicara Shasya.

Shasya sebal lalu ia berdiri untuk menyamakan tinggi badan nya.

"Mau jogging pakaian lo harus gini ya rel?" ujar Shasya sembari meneliti penampilan Farel dari atas sampai bawah. Farel mengenakan kaos putih di tambah jaket berwarna abu-abu yang melekat di tubuhnya di padukan dengan jeans hitam serta sepatu adidas berwarna hitam putih.

Farel terdiam sejenak seraya mencerna yang di katakan Shasya barusan.

"Gue mau main, eh malah ngga sengaja ngeliat lo," ucap Farel.

"Hilih, bilang aja lo ngebayangin gue terus. Iyaa kan?" kata Shasya sembari terkekeh.

"Ciaah, pedenya tingkat dewa." Farel pun ikut tertawa meremehkan Shasya.

"Ye biarin haha"

Shasya ikut tertawa setelah mendengar ucapan Farel, hal yang paling membuat Farel bahagia ialah saat ini. Saat Shasya tertawa lepas karena nya.

"Walaupun gue ngga akan pernah bisa ngedapetin lo, setidaknya gue bersyukur. Karena gue bisa liat lo tertawa selepas ini karena gue" batin Farel.

"Eh gue pergi dulu ya, oh iya gue cuma mau bilang. Gue ngga tau kenapa bisa ngomong panjang lebar kaya gini dan ngga tau kenapa gue nyaman ngobrol sama lo. Tapi lo jangan geer dulu, gue nyaman bukan berarti gue suka sama lo. Walaupun lo orang yang cuek, tapi gue suka gaya santai lo. Ya udah gue pulang dulu ya. Bye Farel." ucap Shasya berjalan menuju apartemen seraya melambaikan tangan nya.

Sebenarnya Farel berbohong pada Shasya. Ia harusnya tidak melewati taman itu tapi karena ia melihat Shasya yang seusai berlari sepertinya kehausan, ia rela menepikan motornya membeli minuman untuk Shasya. Ia sendiri tidak tau mengapa bisa melakukan hal ini, sejak kepergian seseorang di hidupnya membuat hari-hari nya berubah bahkan ia sempat tak ingin mengenal lagi apa itu cinta dan wanita.

Namun entah mengapa semenjak ia bertemu dengan gadis itu, ia menjadi ingin kembali merasakan cinta darinya. Maka dari itulah sebabnya mengapa ia tidak pernah jujur akan perasaan nya.

°°°°°

Shasya baru saja sampai di apartemen milik Orion. Ia langsung masuk ke dalam apartemen dan mendapati kelima sahabatnya sedang makan makanan yang sudah ia siapkan sebelum lari pagi.

"Em, enaknya" ujar Shasya sembari berjalan menghampiri mereka di meja makan.

"Lo habis dari mana sya?" tanya Orion sembari makan makanan nya.

"Siapa? Gue?" tanya Shasya balik.

"Hm ini nih kalo bego nya keliatan. Ya elo lah siapa lagi?" ujar Omi memutas bola matanya malas.

Shasya pun terkekeh, "Ye enak aja lo bilang gue bego. Gue habis jogging lah, pakaian gue aja kaya gini."

"Ya kirain lo dari pasar buat cuci mata gitu kan" sahut Omi.

"Ck! Lo pada bangun tidur langsung makan gini pasti belom ada yang mandi ya kan?"

"Tau aje lo" sahut Angga.

"Ya iyalah gue tau, liat noh air liur keringnya di lap dulu gih." ujar Shasya dan mereka pun langsung mengecek sudut bibir masing-masing.

"Tapi boong, hahaha" lanjut Shasya seraya menertawakan teman-temannya.

"Dih sialan lo emang." ujar Feli mentoyor kepala Shasya.

"Sakit njir!" ketus Shasya sembari mengusap kepalanya.

"Eh btw, emang lo ngga di cariin sama nyokap bokap lo sya?" tanya Abel membuat mereka menghentikan acara makan nya.

"Gue pingsan dan masuk rumah sakit aja mungkin mereka ngga tau. Mereka mana pernah peduli sama gue bel" setelah mengatakan itu, nampak di raut wajah Shasya sedih.

Orion yang melihat itu pun langsung mengalihkan pembicaraan.

"Eh gimana kalo minggu depan kita ke puncak? Refreshing gitu, tenang deh gue yang traktir." kata Orion dengan semangat.

"Wah boleh uga tuh ide lo yon" sahut Omi kegirangan.

"Em lo dapet duit dari mana mau neraktir kita semua?" tanya Shasya yang nampak curiga pada Orion.

"Biasa aja kali natapnya," sahut Orion seraya mengusapkan tangan nya ke wajah Shasya.

"Gue baru dapet uang dari om gue, dia bilang dia baru aja dapet bonusan gede disana. Ya kalian tau sendiri lah, cuma dia yang gue punya. Dan kebetulan dia ada vila di puncak." lanjutnya.

Mereka semua pun tertegun mendengarkan perkataan Orion. Lalu mengangguk mengerti dengan penjelasan Orion pada mereka.

"Gimana sya? Lo ikut kan?" tanya Feli

Shasya bingung harus menjawab apa sekarang, jujur ia sangat ingin ikut liburan sama teman-teman nya tapi ia juga takut memikirkan hal yang akan terjadi jika ia ikut bersama mereka.

"Em... Kita ngebahasnya nanti aja, sekarang kita lanjutin makan terus ke mall. Udah lama kan kita ngga jalan bareng kompak kaya gini." ujar Shasya mengalihkan pembicaraan mereka.

"Ide bagus tu sya"

Setelah menyelesaikan sarapan nya, mereka bersiap-siap untuk pergi ke mall hari ini. Mereka menghabiskan minggu ini bersama sama.

"Gue tau apa yang ada di pikiran lo sya, lo bisa ngebohongin perasaan lo di depan mereka. Tapi ngga sama gue" ucap Orion dalam hati lalu mempersiapkan segala keperluan nya.

°°°°°

Yuhuu:)
Mereka mau ke puncak tuh, kalian pada mau ikutan gak? Hehe
Kalo mau vote dan komen di part ini yaa😂😜

SHASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang