Mini Market

223 11 0
                                    

Cast : Nayeon // Seokjin
First sight love
Words : 1.9 k
Written by : Hiraethskies

Hari ini adalah hari dimana kuis akhir yang paling ditakuti dilaksanakan. Bahkan mahasiswa yang paling pintar di kelas harus begadang semalam suntuk hanya demi melewati lima belas soal pilihan ganda.

Terdengar mudah tapi nyatanya siapapun yang diampu dosen tua itu nilainya akan jatuh karena kuis sialan itu. Melayang bebas. Bukan karena materinya yang susah, tapi durasi waktu yang memaksa mereka harus menyelesaikan seluruh soal dalam 15 menit. Dan itu soal hitungan bercampur dengan analisa panjang.

Nayeon menggigit ujung pulpennya. Dengan kecepatan penuh dia membaca rangkuman yang diberikan temannya. Dia salah satu dari mahasiswa yang diampu dosen tua itu. Selama ini performa di kelasnya biasa saja. Dia bukan tipe yang menonjol dengan kepintaran rata-rata.

Faktor pertama; dia harus mengurus ayahnya yang sakit-sakitan dan terlalu lemah untuk mengurus diri sendiri.

Faktor kedua; dia memiliki dua pekerjaan sampingan. Di mini market dan di restoran cepat saji. Dia melakukan itu untuk bisa makan sehari-hari dan membiayai kuliahnya.

Intinya Nayeon tidak punya banyak waktu. Dia lebih sering ketiduran di atas tumpukan bukunya dibanding me-review materi di malam hari.

"Kamu cuti aja dulu hari ini."

Nayeon menoleh sesaat dan tersenyum kecut kepada karyawan lain yang juga temannya, Dahyun. Begitu Nayeon mengeluh kepada Dahyun, wanita berkulit pucat itu tak henti-hentinya menyuruh Nayeon cuti.

Dahyun yakin Nayeon bisa mendapatkan skor yang baik kalau dia cuti dari shift paginya dan belajar di kafe terdekat. Terlalu banyak gangguan jika belajar sambil bekerja, apalagi posisi Nayeon sebagai kasir.

"Bisa kok. Aku tinggal baca dan latihan sedikit pasti bisa ngerjainnya," Nayeon sedikit bergumam, kembali serius dengan buku berukuran kecil, "kamu kira hari ini bakal sepi, eh?"

Pintu kaca mini market ditatap oleh Dahyun. Orang-orang berpakaian formal satu persatu mulai tampak, bergegas menuju kantor yang mengapit mini market. Tidak ada kata sepi bagi mini market itu. Pengunjung selalu datang tiada habisnya.

Nayeon benar. Dia tidak mungkin bisa meng-handle sendirian.

"Aku ke toilet dulu ya," kata Dahyun yang langsung ditanggapi dengan gumaman.

Pintu mini market terbuka, seorang pria bertubuh tinggi masuk ke dalam mini market. Dia langsung melenggang masuk, menyusuri rak-rak yang tertata setinggi dada.

"Selamat datang!" seru Nayeon, tak melepas pandangnya dari rangkuman. Datangnya tamu pertama menjadi alarm bagi Nayeon dan Dahyun untuk bersiap karena setelah ini gelombang manusia yang berbelanja akan makin banyak.

Nayeon makin larut dalam bacaannya. Dia mencoba mengingat apa yang dosennya telah sampaikan di kelas. Perlahan ilmu itu masuk ke dalam otaknya. Nayeon yakin ilmu itu akan bertahan sesaat, sampai ujian selesai. Setelah itu Nayeon akan melupakannya.

Ia tidak sadar jika pelanggan pertamanya sudah berdiri di depan meja kasir. Menanti Nayeon untuk sadar keberadaannya.

"Permisi," kata pria itu, mengetuk meja kasir berbahan aluminium. Nayeon terperanjat, nyaris melempar pulpen yang ada digenggamnya.

Pria itu mengulum senyum. Bentuk hati tampak di bibir tebalnya yang kemerahan. Bibir itu langsung mengunci pandang Nayeon. Pakaiannya seperti pekerja biasa; jas hitam klasik yang menimpa kemeja putih dan dasi hitam yang diikat rapih. Tapi aura yang dibawa pria itu berbeda. Dia seperti seorang raja yang berkelas namun ramah.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang