MiJu

177 12 0
                                    

Cast : Mina//Jungkook
Hospital au
Words : 1.5 k
Written by : Hiraethskies

"Dok, lebih baik istirahat saja dulu."

Aku tersenyum tipis mendengar saran dari pria bermata bulat itu. Semenjak aku memulai shift, perawat yang satu itu seakan menjadi ajudan pribadiku. Mengikuti tiap kali aku memeriksa keadaan pasien dan mengingatkanku atas kesehatanku sendiri.

"Perawat Jungkook, tenanglah," ucapku yang hanya menimbulkan helaan napas dari pria itu, "shiftku akan selesai dua jam lagi."

Perawat bernama Jungkook itu membungkam mulutnya dan memperhatikan gerakan tanganku yang memeriksa detak jantung seorang anak kecil. Aku memejamkan mataku, berusaha mendengarkan degub jantungnya. Namun konsentrasiku buyar.

Tubuhku memang kurang fit seminggu terakhir ini. Mulai dari shift yang menumpuk sampai dengan progress penelitian demi menyelesaikan pendidikan magisterku. Hal itu benar-benar membuat energiku terkuras habis. Dan ini adalah puncaknya.

Aku mencoba mendengarkan lebih jelas. Namun yang kudengar adalah jantungku sendiri yang berdetak nyeri, menghentak dadaku dengan cepat. Pusing makin menjadi di kepalaku, membuat dunia seakan berputar. Aku mencoba menahan mual di perutku yang seakan ikut dikocok.

Tanganku gemetar hebat, menyentuh ujung stetoskop yang dingin. Kakiku limbung, mencari keseimbangan dari tubuh yang bak melayang.

"Dokter?" suara Jungkook kembali mengisi indera pendengaranku.

Aku mencoba menegakkan diri dan mengatur napas. Keringat membasahi keningku. Kubuka kedua kelopak mataku, namun semuanya tampak buram. Jungkook seakan memiliki belasan bayangan di mataku. Ujung seprai kugenggam dengan erat untuk mempertahankan posisiku.

"Apakah dia tidak apa-apa?" pertanyaan itu terdengar dari wali si pasien kecil.

Aku mengumpulkan sisa kesadaranku. Tidak seharusnya aku bersikap tidak profesional macam ini.

"Perawat Jungkook, tolong berikan—" kata-kata itu menggantung di bibirku yang gemetar. Aku mencoba mencari solusi namun otakku seakan berkabut. Pusing makin membuat kepalaku sakit.

Meski samar aku masih bisa melihat Jungkook menatapku dengan khawatir.

Ah, dia selalu seperti itu. Mengkhawatirkanku.

Bola matanya yang besar selalu membuatku merasa jauh lebih baik. Selama dia ada di dekatku, aku yakin tidak akan ada hal buruk yang terjadi.

Seperti saat ini, ketika aku terjerembab tidak sadarkan diri di lantai IGD yang dingin.

Tidak akan ada hal buruk yang terjadi padaku. Ada Jungkook di sisiku.

.

Aku terbangun dengan posisi berada di salah satu ruang inap. Infus sudah terpasang di punggung tanganku. Bibirku seakan merekat erat dan perih karena terlalu kering. Subuh tadi aku sadar dan langsung meneguk air putih karena tenggorokanku yang sama keringnya.

Pening masih kurasakan di kepala, enggan untuk pergi. Kutatap cahaya matahari yang menelisik masuk lewat sela gorden. Dalam diam aku memikirkan bagaimana pasien yang terpaksa kutinggalkan; siapa yang merawatnya; apakah demamnya naik lagi?

"Selamat pagi."

Sapaan familiar itu membuatku menoleh ke arah pintu masuk, menarikku dari pikiran yang berkutat.

Jungkook, dengan jaket dan celana jeans, masuk ke dalam ruangan. Dia tersenyum simpul dan menghampiriku. Dia tampak jauh berbeda saat bertugas dan tidak. Saat bertugas dia bisa dibilang kelinci imut menggemaskan dengan rambut yang selalu menutupi keningnya dan membuat porsi wajahnya mengecil, tapi saat dia tidak bertugas ...dia jadi kelinci liar nan ganas.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Where stories live. Discover now