One Kiss - 1

178 8 1
                                    

Cast : Tzuyu//Namjoon
Freindzone
Words : 4.7 k
Written by : Hiraethskies

Mereka bilang sahabat akan selalu ada di sisimu, di saat senang atau sedih. Dia akan selalu menerimamu. Tidak ada hal yang lebih berharga lagi selain memiliki sosok seperti itu dalam hidupmu. Mau mengorbankan waktu untuk mendengar keluh kesahmu dan selalu hadir tanpa diminta.

Bagi Tzuyu, Namjoon adalah sahabat itu. Yang mau meluangkan sedikit porsi hidupnya kepada Tzuyu. Dan sebaliknya, Namjoon pun juga berpikiran demikian.

Meski matahari terik atau bahkan badai besar menghantam bumi, keduanya selalu menemukan cara untuk bersandingan. Seakan ada daya magnet di yang menarik mereka untuk berdekatan.

Namun yang sedikit aneh dari hubungan mereka adalah porsi kesedihan dibagi jauh lebih besar dibanding porsi bersenang-senangnya. Seperti lemper ayam yang isian ayamnya hanya secuil, sebesar itulah perbandingan rasa senang dan kesedihan yang mereka bagi bersama.

Tentu, mereka punya masalah sendiri-sendiri dan mereka selalu menuangkannya ke satu sama lain. Keluhan, tangisan, umpatan sudah biasa mereka dengar. Tiga tahun mereka bertahan tanpa lelah.

"HUAA! Teganya Yunseo kepadaku!"

Seperti malam-malam yang lalu, Tzuyu menangisi kekasihnya. Kekasih yang pria manis dan romantis kini menjelma menjadi sosok mengerikan (kalau kata Tzuyu). Kekasih yang sebelumnya dia puji-puji kini dia maki dengan penuh emosi.

Rengekan kencang terdengar dari bibir Tzuyu, membelah keheningan malam, menghentikan jangkrik berbunyi karena terkejut, dan mungkin saja membangunkan tetangganya yang sudah terlelap. Mana lagi angin malam di luar dapat dengan cepat mengirimkan pekikan itu ke seluruh penjuru negeri.

Kabar burung yang disertai foto amatiran membuat Tzuyu menangis seharian. Terlihat dari matanya yang membengkak dan rambutnya yang acak-acakan. Satu-satunya hal yang terlintas di kepala Tzuyu seharian itu hanyalah Namjoon.

Namjoon diteror oleh Tzuyu yang terus menghubunginya. Terpaksa akhirnya dia datang ke rumah Tzuyu tengah malam dengan dua kaleng bir, dia sudah tahu malam ini akan jadi malam yang panjang.

Namjoon tidak memberikan respon apapun atas rengekan Tzuyu, ia hanya menatap pintu pagar rumah Tzuyu dan berharap kekasih Tzuyu berhenti mencari perkara karena pada akhirnya dia yang kena imbasnya.

Tangga di pelataran rumah Tzuyu selalu menjadi tempat andalan mereka untuk nongkrong. Meskipun tamannya tak begitu luas, namun Ibu Tzuyu dapat menata taman itu dengan apik dengan memelihara tanaman berbunga. Kalau saja matahari tengah naik, beragam warna dapat terlihat di sudut halaman rumah Tzuyu.

Sayang, Tzuyu tidak menurunkan sifat ibunya yang telaten itu. Dia lebih senang mengendap dirinya di kamar atau keluar bersama kekasihnya.

Boneka unicorn dipeluk Tzuyu erat-erat, Namjoon yakin kalau saja unicorn itu manusia, sudah berapa banyak lebam yang didapatkan boneka itu. "Coba lihat lagi!"

Namjoon meringis pelan, dia kembali memperbesar gambar buram yang katanya seorang Yunseo (kekasihnya) tengah memeluk wanita misterius di konser kampus, "Ini mah mirip sekali dengan Yunseo."

"HUAA!!!"

Dalam hati, Namjoon tertawa puas melihat tangis Tzuyu bertambah parah. Bukannya dia tidak kesal juga dengan Yunseo tapi menggoda Tzuyu adalah hal yang paling menyenangkan. Respon Tzuyu selalu sesuai dengan harapannya, membuat dia lagi dan lagi ingin menjahili.

Lagipula dia sudah tahu ke mana masalah ini akan berakhir; Tzuyu dan Yunseo akan kembali lagi seperti biasa. Karena Namjoon tahu betul seberapa berartinya laki-laki bertubuh kurus itu bagi Tzuyu.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Where stories live. Discover now