One Soul Left - 2

103 16 3
                                    

Seminggu kemudian. Apa yang dinanti Dahyun selama puluhan tahun datang.

Orang tuanya memutuskan untuk menghentikan pengobatan, melepas segala macam alat dari tubuh kakaknya dan merelakannya pergi. Kedua orang tua itu kehilangan dua orang anaknya. Selama ini mereka mengira jika mereka yang akan pergi duluan. Namun kenyataan berbanding terbalik.

Mata Yeonjun tidak bisa lepas dari orang tua Dahyun yang berpakaian serba hitam. Seorang remaja lelaki tak kuat menahan tangisnya. Dia adalah keponakan Dahyun. Remaja itu direngkuh oleh ibu Dahyun yang berusaha menegarkan diri. Beberapa anggota keluarga besar Dahyun juga hadir di sana, menyaksikan proses pelepasan salah satu anggota keluarga mereka.

Teringat jika Dahyun sering kali bercerita tentang keluarganya yang menangis histeris ketika jasadnya di temukan tergeletak dengan wajah hancur dan lebam di sekujur tubuhnya. Ruh Dahyun saat itu ada tepat di sebelah tubuhnya yang dingin. Katanya Dahyun, beberapa kali dia mencoba untuk masuk kembali ke dalam tubuhnya, namun usahanya sia-sia. Memang sudah waktunya untuk pergi.

Namjoon si Malaikat Maut saat itu menanti Dahyun, bersiap membawanya untuk menyeberang. Namun Dahyun menolak dan bersikeras untuk menetap. Terlebih melihat kakaknya yang pingsan berkali-kali di tempat kejadian.

Kesibukan orang tua mereka membuat Dahyun hanya memiliki kakaknya. Dan itulah sebabnya Dahyun dengan sabar menanti kakaknya.

"Yeonjun, lihat-lihat," Dahyun menunjuk seorang pria tambun berjanggut putih yang berpakaian paling santai dengan kaos polo dan jeans kebesaran. Kini Yeonjun dan Dahyun berdiri di ujung lorong, menatap kerumunan di depan kamar kakaknya, "itu omku."

Tanpa disadari ujung bibir Yeonjun terangkat. Dahyun selalu bisa mengalihkan diri dengan baik.

"Dia dulu suka sekali main hoki. Dua puluh tahun lalu dia tampan, badannya berotot. Sekarang dia sudah tua sekali ya."

Yeonjun tidak merespon. Dahyun telah melakukan ini semenjak keluarganya berkumpul. Dia menceritakan silsilah keluarganya, kebiasaan tiap anggota keluarganya, dan bagaimana keadaan mereka Dahyun masih hidup. Hantu Dahyun menceritakannya dengan semangat namun kadang kala intonasinya berubah menjadi pelan.

Tiba-tiba Dahyun menghentikan celotehannya. Tangannya yang pucat pasi turun ke samping tubuhnya. Namjoon keluar dari ruangan yang sering didatangi Dahyun. Sesaat dia hanya berhenti di depan pintu, menatap Dahyun dengan datar sebelum berbelok ke arah berlawanan dari Dahyun dan menghilang di balik kerumumanan keluarga Dahyun.

Sudah selesai.

Tak berselang lama, seorang wanita menyeruak keluar. Tubuhnya pendek dan berbalut pakaian rumah sakit. Dia melangkah mundur, tampak kebingungan dengan keramaian di sekitarnya.

Yeonjun bisa melihatnya dengan jelas, sejelas wujud manusia. Selama ini  wanita itu terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Alat lah yang membuat hidupnya terus berlangsung. Dan mata yang terpejam sempurna. Terkadang dikala Yeonjun mampir (atas permintaan Dahyun), dia membayangkan bagaimana sosok wanita itu jika dalam keadaan sehat.

Penuh gairah dan semangat, kalau kata Dahyun.

Tapi kini wanita itu tampak ringkih hanya dengan pakaian rumah sakit dan kakinya yang tak beralas. Tubuhnya sama pucatnya dengan Dahyun. Dia berjalan mundur hingga punggungnya menyentuh dinding, dan dia menangis.

"Itu kakakku," gumam Dahyun dengan senyuman tipis.

"Panggil namanya," kata Yeonjun pelan, mengusulkan dengan cara bagaimana dia sering kali memanggil Dahyun. Dan hantu itu akan datang dalam sekejap mata.

"Eonni," panggil Dahyun nyaris berbisik. 

Kepala wanita itu tertoleh. Matanya melebar melihat sosok adiknya dengan fisik yang masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu. Bibirnya menyebut nama Dahyun berkali-kali tanpa suara. Langkahnya tertatih menghampiri. Makin dekat Yeonjun menangkap sorotan mata wanita itu sendu.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang