Mempertahankan Sebuah Kesalahan.

173 7 0
                                    

Terkadang, diam adalah penenang terbaik disaat mulut tak lagi mampu berbicara.

Semua itu terjadi atas kebohongan yang dilakukan oleh seseorang, dengan seribu kata yang terucap olehnya untuk meyakinkan hati.

Nyatanya, kamu tidak benar-benar mencintaiku.
Kamu berbohong atas perasaanmu.
Kamu tidak benar-benar mencinta, kamu nerima pun hanya karena kamu kasihan olehku.

Padahal cinta tentang kasih, tapi bukan kasihan. Lalu untuk apa cinta itu hadir kalau untuk saling melukai? Buat apa kamu hadir dan memilih ku untuk kau jadikan pendamping, tetapi cuman karena paksaan.

Ketika perasaan ku sudah dalam padamu, dan ternyata yang aku tahu perasaan kamu tidak sedalam perasaan ku.

Lalu letak kesalahan ku dimana? apa aku salah mencintaimu? apa aku salah memilih mu? apa aku salah menjadikan mu " the only one " apa aku tidak pantas berjalan bersamamu?

Maaf, bila aku bukanlah seseorang yang tepat untukmu. Aku berusaha untuk menjadi apa yang kamu mau, tapi jangan paksa aku untuk berhenti mencintaimu.

Perasaan tidak bisa dipaksa,
Tetapi, bila kamu tidak suka, aku siap oleh kehilangan walau itu berat. Aku siap jika semuanya harus berhenti.

Karena aku tidak berhak untuk menahan mu tetap disini.

Lebih baik aku lepaskan, daripada dipertahankan padahal nyatanya menyakitkan.

Sesuatu yang dipaksakan tidak akan baik untuk diteruskan. Jika diteruskan, itu akan saling menyakitkan.

Jadi, bagaimana kalau perjalanan ini disudahkan untuk saling mengikhlaskan apa yang seharusnya diikhlaskan.

Termasuk mengikhlaskan perasaan, dan mengikhlaskan tentang kita yang nyatanya tidak sama-sama bahagia.

Aku pamit, semoga kamu bahagia dengan seseorang yang kamu pilih nantinya.

KISAHKUDonde viven las historias. Descúbrelo ahora