Belum Saatnya Untuk Dipersatukan

110 5 0
                                    

Dulu, aku adalah orang yang paling tidak percaya diri, aku menjauhi diri ku sendiri hanya karena aku merasa tidak berguna dan tidak pantas untuk dicintai, aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling buruk. Terus berulang kali aku bertanya pada diri ku sendiri. Sebenarnya, apa ada yang salah dari diri ini? atau aku yang selalu tak percaya diri? hanya karena pernah terluka, aku sampai terlarut lama dalam keterpurukan dan rasa kecewa.

Terasa sangat menyakitkan. Baik itu mimpi-mimpi ku, perasaan yang selalu tertuju pada orang yang sama, harapan yang tak berujung menjadi nyata, dan angan yang tak berakhir menjadi ingin. Sebagian dari harapan-harapan ku itu lenyap begitu saja, hanya karena sebuah rasa yang sudah sirna, mungkin terdengar biasa saja, namun kenyataan nya yang luar biasa. Karena aku tahu berharap saja tidak cukup jika tidak diselingi dengan berdoa dan berusaha. Jika semua usaha sudah dilakukan namun hasilnya tetap nothing, itu bukan akhir dari sebuah harapan, melainkan ada yang lebih pantas lagi untuk aku terima.

Seperti pada waktu yang sudah berlalu, aku sangat begitu mencintai seseorang, yang ternyata seseorang itu tidak mencintaiku, dia hanya menganggapku teman biasa, dan teman berbagi tawa. Kita yang berawal dari teman, yang aku kira awalnya tidak akan ada yang jatuh cinta diantara kita. Aku salah. Aku termakan oleh sebuah perkiraanku sendiri, aku yang sudah jatuh terlebih dulu padanya, aku mengaku kalah soal rasa karena aku tidak bisa membohongi perasaan ku. Mencoba biasa saja dan berdamai dengan diri sendiri ternyata disimpan untuk tidak diungkapkan terasa begitu menyakitkan, walaupun terasa aman untuk tidak semua orang mengetahui nya termasuk dia. Baiknya memang diungkapkan tidak sih? ya terkadang semuanya baiknya dirahasiakan saja. Ada sebagian orang yang lebih memilih untuk memendam, menahan agar orang itu tidak tahu soal perasaan ini, tetapi tidak untukku. Aku yang terus dihantui oleh rasa penasaranku, dari lubuk hati yang terdalam ingin segera mengungkapkan. Dibuat kacau oleh pikiran sendiri, sehingga hati dan logika saling berbenturan tak sejalan. Logika menahan, tetapi hati menginginkan. Menginginkan sebuah penyampaian tentang apa adanya perasaan ini. Sampai pada titik pencapaian, logika kalah, sebab aku lebih mengikuti apa kata hati. Aku tidak lagi memikirkan gengsi, aku hanya ingin semua selesai, semua yang ada dipikiranku lepas ku ungkapkan. Walaupun pada akhirnya jawaban itu tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, setidaknya aku sudah menjadi seseorang yang paling berani saat itu, saat aku sudah mengalahkan ego ku untuk mengungkapkan segala isi hati ku padamu.

Terima kasih telah menjadi seseorang yang paling berharga dalam hidupku, meskipun pada akhirnya kamu tidak memilihku, tapi aku yakin kamu adalah yang terbaik, namun pilihan mu bukan aku, karena kamu berhak bahagia meski bukan sama aku. Sampai bertemu pada titik terbaik pada versi kita yang baru, versi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Kamu baik, kamu berhak menentukan yang terbaik juga tentunya. Kamu sudah menjadi teman terbaikku, aku tidak pernah menyesal telah mengenalmu dan pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupmu meski sebentar. Sudah seharusnya aku mengikhlaskan kamu, terlepas untuk saling mendewasakan.

" Aku percaya jika kamu memang diciptakan untukku, sejauh apapun kamu pergi, aku yakin kamu akan kembali. "

KISAHKUWhere stories live. Discover now