Selamat Jalan (Meow&Yura)

51 2 0
                                    

Aku tahu umurmu hanya sepersekian usia manusia. Walau aku tahu, aku tetap membawa dan merawatmu dengan sebaik-baiknya. Mungkin awalnya aku tidak suka dengan cara konyol mu dan tingkah menyebalkan mu yang selalu membuat aku kesal, namun aku tetap menyayangi mu. Memberimu makan agar dirimu tak kelaparan, menjadikan ruang kosong untuk ku jadikan tempat mu bermain dan beristirahat supaya tubuhmu tak kedinginan, kamu selalu menemani ku belajar, selalu menghampiri ku ketika sedang manja, hingga bermain denganmu sebelum aku berpergian ke luar rumah. Aku pun sering tak sabar ingin cepat-cepat pulang, melihat kucing kesayangan ku menunggu di balik jendela.

Mungkin bagi mereka ini terlihat aneh. "Ah, hanya kucing nakal yang suka poop sembarangan."

Ya, ini memang kucing biasa, tetapi ikatan batin antara manusia dan kucing sangatlah erat dan dekat. Bahkan ia selalu menghindar ketika didekati dengan orang-orang yang belum dikenalinya.

Dan kini waktu yang selalu kutakutkan tiba. Tanpa permisi, kamu berhenti hidup begitu saja untuk selamanya. Aku telah kehilangan, bukan hanya hewan peliharaan saja, namun juga penghibur disaat aku kesepian, pendengar yang baik walaupun dia tidak bisa membalas dengan kata-kata, dan telah menjadi sosok teman terbaik ku.

Saat kamu masih disini, salah satu hal yang paling aku sering lakukan adalah memotret tingkah kelucuanmu dengan kamera HP-ku. Entah itu kamu yang sedang tertidur, mengintip dari balik jendela, mengumpat dibalik meja, bahkan saat aku menggenggam erat tangan mungil mu itu, hingga menatapku lugu. Sekarang, foto-foto itu jadi saksi bahwa kamu pernah mengisi sebagian ruang hidupku. Kenangan indah ini, akan selalu ada dalam hatiku. Semoga kamu abadi di sana.

Aku menangis. Maaf, padahal aku tahu kamu tak ingin melihat ku menangis karena kepergianmu.

Tenang, ini hanya soal waktu.

Meow, Yura, terima kasih ya, sudah menemani hari-hari ku, sampai jumpa lagi.

KISAHKUWhere stories live. Discover now