17. orange

1K 169 56
                                    

pintu kamar wonyoung terbuka sedikit dengan sendirinya. tampak dirinya sedang menulis sesuatu di selembar kertas yang basah dengan air mata. hyunjin, pria jorok yang baru saja mandi di jam 9 malam. itupun harus di bentak oleh wonyoung

matanya tak sengaja melihat kearah pintu kamar wonyoung yang terbuka sedikit. ia hendak menyapanya dan bertanya apa yang ia tulis, namun hyunjin mengurungkan niatnya.

"sudah.. cukup. segini saja cukup"

wonyoung mematikan lampu kamarnya dan tak lupa, membungkus surat itu dengan sedikit hadiah kecil di dalamnya.

hyunjin segera mencari tempat bersembunyi agar tidak ketahuan sang adik tiri. setelah pintu tertutup, ia berusaha mengintip lagi lewat jendela.

ia sangat penasaran dengan isi surat itu. "ish! pake lampunya di matiin segala. mata gue kaga keliatan bodo".

"dahlah, mending balik ke kamar" hyunjin berjalan beberapa meter dari kamar wonyoung menuju kamarnya sendiri. satu rumah akhirnya tertidur dan lampu padam. suasana yang sudah biasa, namun terasa luar biasa karena malam itu, wonyoung memutuskan untuk menerima segala kenyataan tentangnya dan haruto.

hyunjin adalah satu-satunya orang yang belum tau tentang masalah ini. pada awalnya, hyunjin lah yang mendapatkan pesan peringatan dari ibu kandung wonyoung. lalu tak lama setelah itu, keluarganya merahasiakan semuanya padanya.

"ck. sialan, gue ga bisa tidur" hyunjin menyalakan lampu kamarnya dan pergi ke meja makan.

disana terpajang sebuah kotak p3k dan tisu dengan darah yang sangat banyak. lantas hyunjin terkejut dan segera mencari dari mana asal darah itu.

"mama.. atau papa? astaga, kenapa bisa begini?" ia berlari ke kamar orangtuanya dengan mendobrak paksa kamar itu. untungnya hanya di kunci sekali.

"hyu-hyunjin?" papa jaehyun terheran-heran melihat putranya. tampak jelas kepala dari sang mama berlumuran darah. "JAWAB DENGAN JUJUR, ADA APA INI?!".

keduanya tak tau harus bagaimana. mereka pun terpaksa jujur padanya. "kau pasti ingat bukan? saat mendapatkan pesan dari minkyung?".

"dari mana papa tau aku mendapat pesan dari ibu kandung wonyoung?" tanya hyunjin.

"wonyoung yang memberitahu kami. semenjak saat itu, minkyung meneror kami. kau tak tahu bukan? sore tadi minkyung melempar batu lewat kaca yang terbuka dan mengenai kepala mama mu?" jelas papa jaehyun sambil mengobati kepala sang istri.

wajah hyunjin sangat terkejut. ia takut dirinya akan ikut terseret dan akan mati. jalan terbaik adalah, menyerahkan wonyoung kembali pada ibu kandungnya.

"ki-kita ikuti saja kemauannya! papa mau kejadian ini menimpaku juga? kita bisa mati!".

"jangan bicara begitu. mama tidak akan menyerahkan wonyoung begitu saja. minkyung ingin wonyoung dijodohkan dengan seorang pria penerus perusahaan XX demi hutangnya. memangnya kalau seperti itu, haruto juga akan merelakannya?" sambar mama rose.

hyunjin tak peduli apapun. haruto bisa mencari perempuan lain, bukan? "yang penting kita selamat mah, toh wonyoung itu anak tiri!".

"diam hyunjin. dulu kamu yang ingin wonyoung terus bersama kita. kenapa sekarang kamu malah begitu? dia adikmu juga".

hyunjin itu sayang dengan adiknya. ia selalu khawatir kalau haruto melukai hati adiknya, selalu menjemput dan mengantar kemanapun adiknya mau. jujur setelah haruto muncul di kehidupan wonyoung, adik tirinya itu melupakannya.

tak bisa dipungkiri, hyunjin itu sangat sayang pada adiknya. tapi keadaan sekarang mengharuskan nya membenci wonyoung. karena nyawa orangtuanya sedang diancam.

Spaceship [ᴡᴏɴʀᴜᴛᴏ]Where stories live. Discover now