17.Yang Sedang Bermetamorfosis

362 34 0
                                    

"Setiap orang punya alur ceritanya masing masing,dan kita hanya perlu menikmati setiap prosesnya,yakinlah, Skenario Tuhan itu indah."

-CHOCO VANILLA-
Story By DIAN ANDRI YANI

Dari sini aku dapat melihat,pak Admiral yang sepertinya sedang berbincang,atau mungkin sedang beradu argumen dengan seorang wanita.

"Apa itu pacarnya pak Admiral ya?"
tanyaku dalam hati.

Namun aku tak menghiraukan hal itu dan lebih memilih berlalu,hari juga sudah semakin sore.

"Rey,kok lama?mampir kemana tadi?"
tanya sasty saat aku baru saja tiba di rumahnya dan turun dari sepeda.

"Nggak kok,tadi cuman sempet jatuh."
jawabku jujur.

"Tapi kamu nggak kenapa napa kan?"
tanyanya yang sudah kepalang panik duluan.

"Nggak kok sas,aku baik baik aja."
jawabku sembari tersenyum dan aku dapat mendengar ia bernapas lega.

"Syukurlah."jawabnya dan ku balas dengan seulas senyum.

Sasty adalah sosok sahabat yang baik menurutku,padahal awal bertemu,
kami tak begitu akrab.Saat itu sasty masih bergaya seperti anak anak muda jaman sekarang,tapi aku kagum dengan sosok sasty yang ingin belajar dan jadilah sasty yang sekarang.

Setelah salat magrib,aku hanya duduk diam di kamar sasty,sasty sedang di dapur untuk mengambil cemilan.

Sedangkan aku sedang menunggu Yusuf,padahal sudah aku katakan,
bahwa aku bisa pulang naik taksi online namun tak diperbolehkan .

"Nih Rey,dimakan kue nya."ucapnya sembari meletakkan nampan yang berisi tiga buah toples dengan berbagai macam kue.

"Owh iya Rey,Harris bilang apa aja ke kamu?"tanyanya padaku.

"Cuman say hi aja kok."jawabku membuatnya mengangguk sembari mengunyah makanan yang tadi ia bawa.

"Yusuf kapan dateng?"tanyanya lagi.

"Palingan bentar lagi."ucapku.

Yusuf tak membiarkanku untuk pulang sendiri,katanya tidak aman.Dan Yusuf lebih memilih kesini menggunakan taksi online untuk menjemput ku.

"Pengen deh punya pacar kayak Yusuf."ucap sasty sembari terkekeh,
dan akupun turut tertawa.

Drttt...drttt...

Ponselku bergetar dan aku segela meraih ponselku yang terletak di atas nakas.Ternyata yang menelpon adalah Yusuf.

"Hallo,assalamualaikum."ucapku saat sambungan telepon sudah terhubung.

"Wa'alaikumsalam,Yusuf udah dibawah kak."

"Yaudah,kakak turun sekarang."

Aku segera mematikan sambungan telepon dan memasukkannya kedalam tas.

"Yusuf udah sampai?"sasty bertanya padaku yang tentu saja ku jawab dengan anggukan.

Setelah aku dan sasty melangkah menuruni anak tangga,dapat ku lihat ibu sasty sedang berbincang bersama sanak saudara sasty.

"Ibuk,Reysa pamit pulang ya."ucapku kepada ibu sasty.

"Iya hati hati ya Rey,inget,besok kamu harus datang,kalau kamu nggak datang,ibuk seret kamu dari kampus."

Ucapan ibu sasty tentu mengundang tawa semuanya tak terkecuali aku.
Terdengar seperti ancaman namun malah mengundang tawa.

"Iya buk,insyaallah setelah kuliah,
Reysa langsung kesini."ucapku membuat ibu sasty tersenyum.

Choco Vanilla (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang