9.Dari Jendela Perpustakaan

508 50 1
                                    

"Semua persahabatan yang terbina di muka bumi ini akan menjadi permusuhan di akhirat kecuali persahabatan yang dibina dengan ketaqwaan."
(Habib Umar bin Hafidz)

-CHOCO VANILLA-
Story By DIAN ANDRI YANI

Kelasku baru saja selesai,dan di sinilah aku sekarang,di sebuah mushola kecil yang ada di kampusku.
Mushola ini jarang di buka ya karena tak begitu banyak mahasiswa maupun mahasiswi yang shalat di sini.

Aku dan sasty beranjak ke tempat wudhu dan melaksanakan shalat Dhuha.Setelahnya aku duduk sebentar di sajadahku sembari memperhatikan sasty yang sedang melipat mukenah nya.

"Pikiran aku jadi tenang Rey sekarang."ucap sasty yang sudah duduk di sebelahku.

"Alhamdulillah."jawabku sembari tersenyum.

"Semoga kita sahabat hingga ke surga ya Rey."ucap sasty penuh harap.

"Aamiin,insyaallah"ucapku sembari tersenyum.

"Semua persahabatan yang terbina di muka bumi ini akan menjadi permusuhan di akhirat kecuali persahabatan yang dibina dengan ketaqwaan." (Habib Umar bin Hafidz)

Ucapku saat teringat sebuah kata kata,kata kata yang selalu membuatku ingin lebih dekat dengan Allah.Jujur aku ingin bertemu dengan Allah,namun aku selalu sedih memikirkannya.

Dimana aku adalah seorang pendosa hanya saja Allah sedang menutupi aib ku.Aku merasa semua amal ku belum tentu cukup untuk masuk ke surga-Nya.

"Ya udah,sekarang kita ke kantin dulu atau ke perpustakaan?"tanya sasty.

"Perpustakaan dulu aja."jawabku sembari tersenyum lalu melepaskan mukenah ku dan merapikannya.

Setelahnya aku dan sasty melangkah menyusuri koridor menuju ke perpustakaan.Dan tibalah di tempat di mana hanya ada sunyi.

Aku masuk ke perpustakaan dan melangkah menyusuri ya untuk mencari buku buku yang ingin aku baca.

Hingga aku menemukan sebuah buku dengan judul Aisyah RA,aku baru tahu jika di perpustakaan terdapat buku seperti ini.Aku sering ke perpustakaan namun untuk membaca buku buku tentang kuliahku.

Aku juga mempunyai buku seperti ini  namun menceritakan tentang 'Khadijah' di rumah,buku yang ku jadikan sebagai motivasi dan menjalani hari.Aku beranjak mencari meja yang kosong untuk membaca dan menemukan sebuah meja yang berada dekat jendela.

Tak lama sasty datang membawa sebuah buku bergambar sejenis komik namun tak berisi romansa melainkan sejarah.

Buku itu berjudul 'Keluarga Super Irit' dari judulnya saja sudah terdengar lucu.Namun di setiap season ceritanya adalah membahas sejarah.

Sasty dari tadi cekikikan membuat geleng geleng kepala,dan kembali fokus pada buku yang sedang ku baca.Hingga terdengar suara keributan dari halaman kampus membuatku dan sasty bingung.

"Ini ada apa ya?"batinku sembari menatap ke luar jendela perpustakaan.

Ternyata ada mahasiswa yang sedang berkelahi,dan ternyata yang berkelahi adalah Harris,laki laki yang tadi malam membantuku.Aku segera kembali fokus pada buku di tanganku berbeda dengan sasty.

"Rey,itu cowok nyebelin di cafe waktu itu kan?"tanya sasty.

"Iya."jawabku jujur.

"Pantesan nyebelin,bad boy sih."ucapnya membuatku tersenyum.

"Sasty ...."ingatku membuatnya menyengir.

"Hehe,masih kesel aku Rey sama dia."ucap sasty.

"Nggak boleh kesel lama lama sama orang,nanti jodoh lho."ucapku sembari terkekeh.

Choco Vanilla (Selesai)Where stories live. Discover now