16.Masa Muda Yang Bermanfaat

390 40 0
                                    

"Terlena dalam pergaulan yang salah itu seperti kamu jatuh ke air yang dalam,jika tak berusaha untuk berenang atau bergerak ke tepi,maka akan selamanya seperti itu,hanyut dan tak tahu akan berakhir seperti apa."

-CHOCO VANILLA-
Story By DIAN ANDRI YANI

"Rey,temenin aku ke minimarket yuk!"seru sasty membuatku menoleh menatapnya yang sedang berdiri di ambang pintu dapur.

Aku sekarang sudah berada dirumah sasty,sedang mengobrol bersama sanak saudara sasty yang mungkin baru tiba dari luar kota sembari membantu mereka mengupas kentang.

Dikeluarga sasty masih mengikuti adat daerah mereka,ada rewang,dan tidak menggunakan katering seperti kebanyakan orang modern di zaman sekarang.

Kami sesekali mengobrol membahas seputar perkuliahan,wejangan wejangan tentang jodoh.Banyak hal yang membuatku tak henti hentinya tersenyum dan tertawa.

"Iya,bentar sas."ucapku sembari mengupas kentang yang belum selesai ku kupas.

"Bude,Reysa pergi dulu ya."ucapku sembari tersenyum.

"Iya,hati hati ya nduk."ucap bude Lastri dan akupun beranjak pergi.

Banyak saudara sasty yang datang,
jadi rumah tak sepi seperti biasanya.Padahal ini baru acara tunangan,belum pestanya.Tapi senang rasanya saat melihat mereka berkumpul dan berbincang bersama sama.

"Rey,kamu pakai sepeda mbak ku ya."
ucap sasty saat kami tiba di teras rumahnya.

"Iya."jawabku lalu sembari melangkah menuju sepeda milik kakak sasty.

Aku mengayuh sepeda sambil sesekali bersenda gurau dengan sasty,komplek rumah sasty masih banyak ditumbuhi pepohonan,segar sekali rasanya saat menghirup udara segar di sore hari.

Namun aku melihat sasty tiba tiba berhenti membuatku bingung,lalu akupun ikut berhenti di sampingnya.

"Kenapa berhenti sas?"tanyaku pada sasty yang terlihat bingung.

"Tadi ibuku nyuruh beli apa ya Rey?"
tanyanya membuatku tentu saja terkejut.

"Sasty ... "ujarku membuatnya meringis.

"Lupa Rey."ucapnya.

"Ya udah,telpon dulu gih."ucapku.

Inilah akibatnya,jika di suruh cuma iya iya saja tanpa mendengarkan,
sasty sasty,ada ada saja.

"Iya buk,iya."
"Ya gimana,namanya juga lupa."
"Inggih buk."

Aku hanya dapat mendengar sasty menjawab ucapan ibunya.Sepertinya sasty sedang diberi wejangan oleh ibunya.

"Gimana?"tanyaku saat melihat sasty dengan wajah kusut.

"Di kasih wejangan Rey,kata ibukku,
makanya kalau di suruh orang tua itu dengerin,jangan manggut manggut aja."ucapnya mengadu membuatku sontak terkekeh.

"Jahat banget sih Rey."ucapnya membuatku menghentikan kekehan sembari menahan agar tidak tertawa lagi.

"Iya deh,maaf ya sasty."ucapku.

"Ya udah,jadi ke minimarket apa nggak?"tanyaku membuatnya menoleh padaku.

"Ya jadilah,masa nggak,bisa dijadiin perkedel aku kalau nggak bawa pulang apa apa."ucap sasty yang keluar medog Jawa nya.

Kami melanjutkan perjalanan hingga keluar dari area komplek dan tibalah kami di minimarket dan segera mencari apa saja yang disuruh oleh ibu sasty.

Choco Vanilla (Selesai)Where stories live. Discover now