"Ini dari siapa, Mas?" tanya Kyra.

"Di sini tulisannya dari Pacarmu Tersayang, dalam kurung Bastian Arsenic." Pria itu membaca data informasi yang tercetak.

Refleks ekspresi Kyra berubah drastis menjadi sebegitu syok. Dia dan papanya saling bertatapan, lalu kompak menatap kurir itu dari balik benda besar yang menghalangi pandangan mereka. Saking kagetnya mendengar nama Bastian disebut, Kyra hampir membanting bunga cantik itu.

"Kamu punya pacar baru? Huh, nggak bilang-bilang Papa," celetuk Papa Kyra.

"Itu bukan pacar aku, Pa," sergah Kyra.

Tanpa perlu menghabiskan lebih banyak waktu, kurir tadi berpamitan seusai urusannya kelar. Selepas mobil itu menghilang dari depan rumah Kyra, dia segera masuk ke rumah bersama papa. Kyra menaruh buket bunga di lantai dekat meja ruang tamu, begitupun papanya yang menempatkan boneka di sofa.

Perut Kyra mendadak bergetar ketika ponsel yang berada di saku piyamanya berbunyi satu kali. Ia langsung mengambilnya dan memeriksa notifikasi baru. Nama yang berposisi di paling atas itu bikin Kyra berdecak.

[Instagram] @bastianarsenic
Cieee udah terima hadiah dari gue. Berarti mulai sekarang lo pacar gue, Rara. GAK BOLEH PROTES MWACH ❤️

⚪️ ⚪️ ⚪️

Tidak terasa jam terus bergulir, hingga berhenti di pertengahan angka sepuluh dan sebelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak terasa jam terus bergulir, hingga berhenti di pertengahan angka sepuluh dan sebelas. Acara malam ini berjalan mulus penuh keseruan berkat kerja sama tim. Sekarang satu per satu semuanya bubar meninggalkan kampus, menyisakan panitia yang masih harus menetap di sini untuk beberapa menit ke depan.

Sejumlah panitia nampak sibuk mengurus sesuatu, sisanya sudah tumbang karena terlalu memasok tenaga hingga akhirnya kelelahan, apalagi ini jam-jam manusia mengantuk.

Langit merupakan salah satu yang ketiduran di ruang meeting. Dia duduk di kursi dan bersandar hingga kepalanya mendongak. Napasnya berderu normal, perutnya yang terlapis kaus hitam bergerak naik turun.

Di samping Langit ada Hujan yang juga tepar, tapi posisinya berbeda dengan cowok itu. Kepala serta kedua tangan Hujan berada di atas meja dan menjadikan tangannya sebagai bantal. Mereka sama-sama tertidur pulas.

"Langit, Hujan." Dua lelaki mendekat dan memanggil.

"Lang, Lang, Lang." Satu orang menepuk lengan Langit berulang kali sampai lelaki itu melenguh dan perlahan buka mata.

"Lay, lay, lay, lay, lay, lay, panggil Langit si jablay." Satunya lagi bernyanyi. "Langit jarang pulang, Langit jarang dibelai. Asoy ...."

"Ayo, balik. Udah pada turun." Cowok yang diketahui bernama Baka itu berujar.

Langit menyipitkan mata ketika sinar lampu ruangan ini mengganggu indera penglihatannya. Dia mengusap wajah kemudian memanggut saat Baka dan Aji pamit untuk pulang duluan. Maka Langit melirik Hujan yang masih terlelap begitu tenang.

ALAÏA Where stories live. Discover now