candy

173 28 2
                                    

Candy

.

"Yo, Hikaru, punya permen?"

Aku menoleh dari papan nama cafe kelas yang sedang kukerjakan, mengecap-ngecap mint dalam mulutku. "Sori, cuma ada satu."

Pemuda itu, Ayumu, merengek mendengarnya. Ia masih berseragam klub baseball yang luar biasa kotor, tas olahraga terselempang. Sebuah bat menyembul dari tas itu-- sama babak belur dengan pemiliknya. Aku dengar latihan klub baseball sekolah ini memang sangat berat.

Sebenarnya tidak usah memaksakan diri untuk datang...

Sore ini, aku dan teman-teman sekelas menyulap kelas menjadi cafe. Aku mengerjakan papan nama di lantai, bersilang kaki sambil melukis. Cosplay Cafe, atraksi andalan kelasku untuk pesta kebudayaan nanti, membutuhkan sebuah papan nama mencolok agar bisa bersaing dengan kelas sebelah.

Dari belakang, Ayumu menilai mahakaryaku dan menertawakan sesuatu.  Aku merengut.

"Maaf kalau buatanku jelek!"

"Nggak, nggak jelek... cuma kamu salah tulis, tuh?"

Amarahku menjadi horror ketika mengecek ulang dan memang, huruf CEFE yang kutulis salah! Harusnya c-a-f-e. Harusnya aku belajar bahasa inggris dengan lebih tekun.

Untungnya, Ayumu yang kreatif mau membantuku merevisi. Berdua, kami menunduk mengerjakan papan nama di lantai. Teman-teman sekelas mengajak Ayumu bercanda beberapa kali yang ditanggapi pemuda itu dengan santai sambil bekerja. Dia memang seorang yang supel dan mudah bergaul, beda denganku yang biasa-biasa saja.

Ada tanah di dada seragam Ayumu dan aku bergurau kalau dia bau.

Sejujurnya, kalau ia lelah, aku tidak masalah mengerjakan ini sendirian saja. Toh beda dengannya, aku bukan bintang harapan suatu klub. Aku bahkan tidak bergabung dengan klub, sehingga waktuku banyak. Sebuah papan nama saja sih, bisa kuperbaiki sendiri.

Tapi aku senang dia membantu. Aku senang dia datang meskipun sibuk.

Ayumu membuatkan mawar dari kertas tisu untuk menutupi E dari CEFE. Biar kelihatan artistik, katanya.

Beda dengan seragam klub baseballnya, tangan atlet yang tengah bekerha bersih tercuci. Tangan yang dulu pernah berjabat denganku saat berkenalan pertama kali. Bahkan saat itupun, kuingat rasa telapaknya yang kasar dan kapalan.

Aku merogoh kantong mencari pensil ketika sebuah permen mint jatuh dari situ.

"Kau bilang permennya habis!" Ayumu protes pada pengkhianatanku.

"Oke, oke. Ini untukmu."

Aku membuka bungkus dan menyuapinya permen dengan hati-hati. Baru kusadari betapa aneh gestur ini ketika beberapa teman memperhatikan; tapi terlambat, karena Ayumu sudah membuka mulutnya, "Am."

Karena Ayumu biasa saja, aku juga akan bersikap biasa saja. Walau jelas teman-temanku yang lain takkan kusuapi permen.

.

(an: au di mana Ayumu masih main baseball di SMA. Hikaru itu teman Ayumu dan sempat muncul sebentar di TOMO)

Almost Love, But Not Quite [BXB]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin