first kiss

230 28 3
                                    

first kiss

.

Kalau ditanya soal yang pertama, ia akan bercerita soal kecupan natal bersama pacar jaman SMP.

Ceritanya setengah bohong.

Memang benar kalau di hari natal tiga tahun lalu ia mendapat kecupan dari sang pacar, tapi ciuman itu bukan yang pertama. Bahkan bukan yang kedua, sejujurnya.

Ciuman pertama dan keduanya direbut orang yang sama. Satu tempat les pelajaran, kursi mereka bersebelahan, beberapa bulan sebelum tes masuk SMP. Ciuman rasa bakpau daging yang dibeli sehabis les, pada malam yang dingin namun damai.

Ia tak ingat apa yang dibicarakan kala itu, ketika mereka nongkrong di taman sebelum pulang. Bermain ayunan sambil menyantap bakpau dan hidung mereka kemerahan, malam yang biasa.

Yang tak biasa adalah suara kasak-kusuk di pojok. Sepasang kekasih tampaknya memasuki taman dan bercumbu di tempat sepi, terlalu bernafsu untuk menyadari dua bocah lelaki di tempat ayunan.

Kedua bocah dimaksud terperangah beberapa saat melihat dua bayangan dua badan berpelukan, dan sempat muncul niatan nakal untuk mengintip atau merekamnya dengan ponsel, sayang temannya itu keburu menggeretnya pergi.

Sepasang kekasih di taman tadi sesama jenis. Sepanjang jalan mereka pulang ia meledeki kalau itu geli, lelaki ciuman dengan lelaki, namun anak di sampingnya mengernyit tidak suka.

Tidak jijik kok, bela sang kawan. Pikiranmu yang sempit.

Ia jadi kesal karena temannya membela dua orang asing itu, sehingga ia meledeki temannya juga homo. Yang bersangkutan tentu saja mengamuk; mereka terus beradu mulut sampai ke persimpangan tempat berpisah jalan yang biasa, kiri dan kanan, dan tepat di situ sang kawan membungkam mulutnya, mencium bibirnya. Sekali, dua kali. Ada titik-titik basah di antara dua pipi dan ia sadar kalau ledekannya pada sang teman mungkin keterlaluan.

Mereka kabur ke kiri dan ke kanan.

.

Ia tidak pernah bercerita soal itu ke siapapun, sekalipun. Sejak saat itu ia kehilangan satu teman. Meski merasa sayang, tapi ia terlalu pengecut untuk menyapa-- karena rasanya ciuman itu bakal terungkit kalau mereka kembali mengobrol, entah kapan.

Terakhir kali ia melihat sang kawan-- atau mantan kawan-- adalah dua minggu yang lalu, di kota hari Minggu. Mereka berdua membawa kekasih masing-masing, berpapasan, sudah lama tidak bertemu namun masih bisa mengenali. Meski orang itu sudah mengecat rambut dan memakai anting perak, wajahnya itu masih bisa ia kenali, wajah yang menemani makan bakpau sepulang les.

Sampai sekarangpun ia tak berani bicara, tidak berani bertanya tentang ciuman ataupun air mata kemarahan malam itu, sehingga ia cuma bisa merangkul pinggang pacarnya sendiri dan pura-pura tidak kenal.

(end)

Almost Love, But Not Quite [BXB]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ