Prolog - Final

2.8K 68 4
                                    

"GRAAA!" Shiro membuka mulut, mengaum kencang menggelegar dan menggetarkan dunia. Naga putih di langit itu berhasil membuat seluruh manusia yang sekarang menginjakkan kaki di atas Bumi tertunduk akan kuasanya.

Duar! Duar! Tapi, petir terasa semakin mendekat. Merambat di atas awan hitam yang berkumpul. Lalu, di saat Shiro sedang mengumpulkan hujan air pedang yang akan ia lesatkan ke Jane di bawah sana, DUAR! Sebuah petir menyambar Shiro yang membuat Naga putih itu berkukus.

"Huh!?" Kagura beserta Asuka yang masih berada di pinggir danau sama-sama dibuat terbelalak melihatnya. Sambaran petir tadi mampu membuat Shiro bergejolak dan bergoyang di atas langit, namun belum mampu menumbangkan Naga putih itu. Shiro masih perkasa, dan sepertinya, petir-petir itu tahu kalau hanya satu kali sambaran, tak akan cukup untuk menumbangkan Shiro. DUAR! DUAR! DUAR! Petir bertubi-tubi, makin besar dan kuat menyambar. Guntur makin nyaring menggelegar, menyengat tubuh Shiro.

"GGGRAAAA!" Naga itu kali ini meraung kesakitan. Hujan air pedang yang sudah sempat terbentuk dan menanti untuk dilepaskan ke Jane runtuh menjadi air hujan biasa yang membahasi Bumi. "GRAAAA!" Shiro yang berkukus disambar petir mulai berputar-putar, menghindari sambaran petir yang tampaknya memang mengincarnya.

Tidak mungkin. Semua mata manusia yang melihat kejadian itu tahu, kalau tidak mungkin alam akan bertindak secara alami menyerang Naga seperti itu. Pasti, pasti ada sesuatu yang mengendalikan dan menembakkan petir-petir itu menyambar Shiro. DUAR! DUAR! "Nghhh! Keluar kau pengecut!" Seruan Shiro membara terdengar sampai ke bawah. Naga putih itu saat ini bisa mencium kehadiran Naga ketiga di sana. Letaknya ada di balik awan-awan hitam yang daritadi menyambarnya dengan petir.

DUAR! DUAR! DUAR! Shiro cukup gesit untuk menghindari sambaran petir-petir itu. Lalu, ia yang terbang berkeliling mengibaskan ekor, mengusir awan hitam yang berkumpul padat. Kemudian, ketika awan hitam pekat itu tertiup dan berpencar, terlihatlah sebuah sosok manusia.

Sayap biru gelap seperti yang hampir menyamai gelapnya awan mendung membentang luas. Tanduk runcing yang ada di kepalanya terkadang memercikkan kilat-kilat kecil yang menjalar ke seluruh tubuhnya yang juga sama dilindungi oleh sisik Naga, sama seperti Jane. Hanya saja, sosok itu dikuasai warna biru kelam, layaknya awan yang siap mengamuk dan menumpahkan petir.

"Kau!?" Shiro terbang menerjang. Mulutnya terbuka, menunjukkan betapa mengerikannya taring Naga putih yang tampak marah telah dihujani petir berkali-kali.

"Rex Thundra ..." Mulut lelaki setengah Naga seperti Jane itu terbuka kecil, mengucapkan sebuah kalimat yang diiringi ayunan Palu besar di tangannya. DUAR! Dalam sekejap, setelah mantra itu diucap, awan-awan hitam yang tadi sempat terpencar diusir Shiro berhenti dan memancarkan kilat bersama-sama, yang kemudian berkumpul di atas kepala Shiro. Lalu, sebuah pukulan Petir raksasa, dipalu menghujam Shiro.

Dari bunyi gemuruhnya saja, kaca-kaca rumah penduduk serta Istana Kagura pecah. Kilatan petir yang menghantam Shiro menembus Naga putih itu, sampai ke tanah yang juga hampir mengenai Kagura serta Asuka. Tanah berumput yang disambarnya seketika itu terbakar, hangus, menghitam, dan mati.

"A- A.." Mulut Kagura terbata-bata. Bahunya menurun lemas. Mata Putri itu ingin terpejam, menolak apa yang dilihatnya di atas langit sana. Shiro, Naga putih harapan terakhirnya telah jatuh dari langit.

BRUAK! Shiro jatuh menghantam tanah. "Shiro!" Kagura berlari menuju Shiro yang sempat terjatuh menghancurkan Istana, lalu terguling-guling mendekati dirinya.

"Pu- Putri!" Mau tak mau, Asuka yang tadinya sempat menganga bingung, ikut berlari menyusul Kagura setelah disadarkan dengan teriakan Kagura barusan.

DUAR! Duar! Petir-petir yang mengamuk di langit perlahan menghilang. Awan hitam yang tadi menguasai langit juga ikut sirna dari pandangan, menyisakan langit cerah sedikit berawan yang menyinari lelaki separuh Naga di atas sana.

Dragon PrincessWhere stories live. Discover now