Naga Api

2.9K 75 1
                                    

"A- Apa itu!?"

"Putri awas!" Asuka melompat menarik Kagura. Sosok Perempuan di langit itu tiba-tiba menebaskan pedangnya dan meluncurkan semburan api berbentuk sabit mengikuti arah tebasannya yang menuju Kagura. Beruntung, Asuka masih sempat melompat dan membawa masuk Kagura ke dalam Istana.

"Ughhh!" Keduanya sama-sama meringis kesakitan. Tebasan api tadi sangat panas, sampai membuat dinding Istana yang terbuat dari batu menghitam, dan juga membakar karpet yang menjulur ke balkoni. "Ayo Putri!" Sadar kalau sosok misterius itu bisa saja terbang dan mengincar Kagura, Asuka segera berdiri dan menarik Kagura. Bersama-sama, mereka berlari masuk ke dalam Istana.

"Tutup pintunya! Lindungi Putri Kagura!" Seruan pemimpin Ksatria Istana disambut para bawahannya yang menggerakkan kekuatan penuh untuk menutup semua gerbang Istana. Berlapis-lapis, akses masuk ke dalam Istana batu itu ditutup, berusaha melindungi Kagura dengan mengurungnya di dalam.

"Sebagian dari kalian ada yang berjaga di sini, lindungi Tuan Putri! Sebagiannya yang lain, ikut aku keluar!" Sesaat sebelum semua akses pintu gerbang untuk masuk ke dalam ditutup, pemimpin Kstaria itu membawa puluhan anak buahnya. Mereka semua menaiki kuda lalu berpacu menuju medan pertempuran, membantu pasukan dan penduduk yang telah lebih dulu berperang.

"Tch!" Bwush! Sosok perempuan yang tampak seperti Naga membara itu kembali mengayunkan pedangnya. Hembusan lidah api berkali-kali datang mencapai Istana, seakan-akan berusaha membakar Kagura hidup-hidup di dalamnya. Tapi, ukuran Istana yang besar sepertinya akan membuat usahanya membutuhkan waktu lama untuk dapat memanggang Istana batu itu.

"Nona Jane!" Seseorang menyeru, memanggil perempuan itu. Jane, sosok perempuan dengan wujud setengah Naga itu pun menoleh ke belakang. Sambil mendesis, ia berhenti membabi buta menghujani Istana dengan tebasan api, lalu memilih untuk terbang kembali ke medan pertempuran yang sedang terjadi di pusat kota

"Hah... Hah..." Baik Kagura dan Asuka yang sedang berpelukan sama-sama berkeringat deras. Apa pun yang dilakukan sosok Jane tadi, benar-benar memanaskan Istana dan seakan merebus Kagura hidup-hidup di dalamnya.

Ketika sosok itu pergi, perlahan suhu Istana mulai menurun dan darinya, Kagura pun tahu kalau sosok itu sudah menjauh, tak lagi mengincar Istana. "A- apa itu tadi, Asuka!?" Kagura yang berkeringat terbelalak panik. Dadanya kembang kempis menarik nafas yang terbata-bata. Lalu, untuk kesekian lamanya, Kagura melihat kembali wajah panik dan bingung Asuka yang saking lamanya sampai membuatnya hampir lupa bagaimana raut muka bingung Asuka.

"Saya... tidak tahu. Yang jelas, tadi itu bukan Naga!"

"Ya!" Kagura menganggukinya, "Tadi itu... Seorang perempuan... Tapi, dia bersayap, bertanduk, dan bersisik seperti Naga! Terlebih lagi dia terbang di langit dengan pedang membara! Apa itu tadi!? Memangnya ada makhluk yang seperti itu!?" Kagura menelan ludah.

Asuka melihat sekeliling. Perasaan was-was jelas membayangi. Apalagi hampir saja tadi mereka direbus hidup-hidup di dalam Istana yang semakin panas. Bunuh diri namanya jika mereka masih bersembunyi di Istana seperti itu! Bukan tidak mungkin, sosok tadi akan kembali menghujani Istana dengan semburan apinya sampai semua meleleh. "Kita harus pergi dari sini Putri! Kalau kita tetap di sini, bisa-bisa kita terpanggang!" Kagura yang juga merasakan panas sangat setuju dengan Asuka.

"Ambil yang Putri perlukan!" Asuka menarik tangan Kagura ke kamar Putri itu. Yang diperlukan!? Apa!? Kagura yang dalam keadaan panik tidak bisa berpikir untuk membawa benda apa untuk kabur bersamanya.

Namun, keadaan Asuka tampaknya lebih baik dan lebih tenang. Pelayan pribadi Kagura itu menganbil jubah merah dengan motif naga keemasan yang melambangkan status kerajaan Kagura dalam pelukannya. Lalu, karena Kagura kebingungan setengah mati, ia pun mengambil sebuah pedang hiasan yang ada di dinding kamar bersamanya. Tak tahu apakah benda itu bisa dipakai nanti. Selama ini dia hanya bertengger di dinding sebagai hiasan, tak pernah dicabut dari gagangnya.

Dragon PrincessWhere stories live. Discover now