Part 10. Egois?

2.3K 299 18
                                    

Happy Reading

"Ra, lo di panggil sama adek kelas."

Kening Yara mengernyit, "Siapa?"

"Darren atau siapa lah, gue juga gak tau."

Yara bangkit, dia berjalan keluar kelas. Karena guru tengah mengadakan rapat, jadi semua anak didiknya di biarkan jam kosong. Tidak ada tugas, nikmat sekolah memang.

Saat berada di luar kelas, tangan Yara di tarik begitu saja oleh Darren. Darren membawanya menuju rooftop sekolah. Yara menurut, dia memperhatikan punggung Darren. Cowok mungil, tapi kalo marah serem juga.

"Lo suka gue, tapi kenapa lo gak mau nikah sama gue?" tanya Darren langsung, dia menatap Yara.

Yara menghela napas, dia berbalik lalu dia duduk di tepi rooftop. Membiarkan kakinya menggantung ke bawah. Matanya melihat lapangan sekolah yang terlihat ramai oleh adik kelasnya yang tengah bermain sepak bola ataupun basket.

"Perlu gue ingetin lagi?" tanya Yara, dia menunjuk perutnya. "Lo nikahin gue karena anak ini, bukan lainnya. Gue gak mau Darren."

"Tapi–"

"Keyakinan kita berbeda." Yara memotong.

Darren bungkam, dia menatap punggung Yara. Cowok itu menghela napas, dia duduk di sebelah Yara, menatap Yara dari samping.

"Gue tau, dan paham betul." Darren bergumam, dia menggoyangkan kedua kakinya. "Kalo sama–"

"Bukan itu masalahnya Darren." Yara kembali memotong, dia beralih menatap Darren dengan pandangan yanh sulit Darren artikan. "Gue tau lo lagi frustasi, tapi jangan ambil keputusan langsung. Pikirin baik-baik."

"Niat gue baik, kak."

"Gue tau niat lo baik pengen tanggung jawab. Tapi lo..."

Yara tidak melanjutkannya, dia menghela napas. "Gue juga bingung."

Darren terdiam, dia menatap langit yang terlihat cerah. Cowok itu melirik Yara saat cewek itu merebahkan tubuhnya. Kedua matanya di tutup menggunakan lengan kirinya. Darren melakukan hal yang sama.

"Tunggu," Darren mengangkat kepala Yara lalu dia meletakkan lengan kirinya di bawah kepala Yara, membiarkan lengannya menjadi bantalan calon istrinya itu. "Biar gak sakit."

Yara tersenyum, lengan kirinya ia jauhkan. "Apa harus ada dia dulu biar lo bisa kek gini?"

Darren terkekeh, sangat tau siapa yang di maksud oleh Yara. "Ya enggak sih, sebenernya gue kek gini kapan aja."

"Tapi kita gak ada hubungan loh," ujar Yara membuat senyum Darren menghilang.

Decakan pelan terdengar, Darren melipat tangan kanannya, menjadikan tangannya itu sebagai bantalan.

"Lagian, lo di ajak serius gak mau." Darren mencibir pelan.

"Mau gimana lagi?" tanya Yara, dia bangkit duduk. "Ayo pacaran, jaga anak ini sama-sama. Walaupun gue tau kita gak akan bareng, seenggaknya gue bisa milikin lo, walaupun sesaat."

POSSESSIVE SENIOR (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang