"Ke mana kita, Asuka!?" Seru Kagura yang berlari di samping Asuka.

"Ke tempat yang paling aman di sini untuk sementara! Lagipula, Putri juga melihat sosok di langit tadi, bukan!?" Anggukan Kagura membuat Asuka meneruskan ucapannya, "Mau itu manusia atau Naga, yang jelas, hanya ada satu makhluk yang bisa menandingi kekuatan seperti itu di sini!" Kagura sempat terdiam menyerap kata-kata Asuka. Hingga akhirnya ia teringat akan sebuah sosok.

"Shiro!"

Kagura dan Asuka sama-sama berlari melalui pintu darurat. Sebuah pintu rahasia di balik rak lemari di perpustakaan yang hanya diketahui Kagura dan Asuka. Terowongan gelap dan basah membuat kaki Kagura sempat ragu untuk melangkahinya, tapi, dengan tarikan dan genggaman tangan Asuka, Putri itu pun menemukan keberanian untuk melanjutkan larinya.

Tak ada obor. Kagura sempat takut kalau-kalau mereka akan tersesat di dalam kegelapan. Tapi ternyata, dari sela-sela dinding batu terowongan yang sedang mereka telusuri itu, menyusup masuk cahaya matahari yang merambat lurus, menunjukkan jalan.

Kagura tahu rute rahasia ini. Ia pernah membaca peta Istana sebelumnya. Bahkan, itulah buku yang pertama kali ia baca saat ia dipindah ke sana. Dia yang dulu berusaha mencari sesuatu yang menarik agar tidak bosan dari perasaan telah dibuang menemukan jalan rahasia di perpustakaan. Hanya saja, meski mengetahuinya, Kagura tak pernah sekali pun melewatinya. Yang ia tahu, ujung terowongan ini akan sampai ke belakang Istana, dan hanya perlu berjalan sedikit lagi dari sana untuk dapat menuju danau tempat Shiro berada.

"Hah..." Akhirnya. Setelah kaki terasa kesemutan menyusuri terowongan, Kagura melihat cahaya dan sampailah ia di belakang Istana. Tak ada waktu beristirahat, setelah menarik nafas, dia dan Asuka kembali berlari menuju danau yang sudah ada di pelupuk mata.

"Shiro!" Teriak Kagura memanggil danau.

Air pun bergetar, diiringi dedaunan yang jatuh. Sesosok Naga putih bangkit, merembeskan air danau dari tubuhnya yang menegak. Untuk pertama kalinya melihat Shiro dari dekat, Asuka sampai terbelalak menganga, serta menelan ludah. Takjub dibuatnya.

"Putri?" Suara dalam itu menggelegar. Sekujur tubuh Asuka merinding. Kakinya yang daritadi kuat tiba-tiba gemetar dan membuatnya jatuh tersungkur.

"AAAARRGHHHH!" Teriakan manusia tersiksa terdengar. Pasar di pusat kota mulai terbakar habis. Asap hitam mengepul memenuhi langit, terlihat jelas dari danau tempat Kagura berada.

"Hmnm..." Shiro bergumam. Naga putih itu mengarahkan pandanganya ke asap hitam dan tahu kalau ada sesuatu yang terjadi di kota.

"Kota sedang diserang! Shiro! Kumohon! Bantu kami!" Kagura yang ada di tepi danau pun menerima tatapan tajam Shiro. Sosok Naga itu lantas menjalar, dan kepalanya yang begitu besar dan mampu menelan Kagura bulat-bulat sekarang hadir di depan Kagura, menatap Putri itu dari sana. "Kumohon Shiro... Kamu satu-satunya harapan kami! Mereka... Mereka mempunyai sebuah kekuatan yang... Aku tidak mengerti!" Kagura mengacak kepala. Dia kebingungan, kehabisan kata untuk menggambarkan sosok perempuan setengah Naga yang ia lihat di langit tadi.

"Hmmhhh..." Shiro mendengus, lalu setelahnya, Naga itu menarik nafas panjang yang membuat Kagura hampir ikut tertarik, "Bau ini... Aku mencium adanya Naga lain di sini. Siapa yang berani masuk ke wilayahku begini!?" Mata Shiro terbelalak. Taring dan cakarnya mulai keluar dan berkilau terkena sinar matahari.

"Shi- Shiro?"

"Gyah!" Lalu, di langit muncul sosok perempuan setengah Naga yang tadi dilihat Kagura. Sosok itu terbang, dan dengan pedang terbakarnya tampak sedang menusuk dan membawa pemimpin Ksatria Istana ke langit.

"AAAARRRRGHHHHHH!" Pria itu menjerit kesakitan. Tubuhnya berlubang, ditusuk pedang, tapi, bukan cuma itu. Pedang itu tampak jelas membakarnya dari dalam, dan perlahan membuat daging otot pria itu gosong.

Dragon PrincessWhere stories live. Discover now