37. Laila

4.4K 644 254
                                    


Roller coaster menuju puncak, Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roller coaster menuju puncak, Guys. Hang in there.

Chapter ini sama kayak chapter sebelumnya, hampir 7000 kata, tapi kali ini enggak dibagi dua lagi. Full eksekusi sampai selesai. DADDY HOT memang bakalan terus panjang sampai tamat, di atas 5000++ kata terus. Kalau pembaca enggak kuat mungkin akan dibagi dua lagi.

Meski mungkin berat, bacanya coba jangan di-skip, ya. ;)




Setiap anak perempuan ingin menjelma putri raja.

Karena putri raja punya wajah cantik, wardrobe sempurna, punya harta, takhta, pangeran tampan.

Tak terkecuali Laila Maysita.

Laila pernah membalut tubuhnya dengan kain gorden yang menjuntai seperti gaun kelebihan bahan. Ia bercermin dan tersenyum, berharap waktu cepat berlalu. Jam dua belas tepat, ibu peri datang menambal gaunnya dengan berlian. Bukan sepatu kaca, melainkan sepatu berlian yang membikin banyak pangeran berebut mencium kakinya sepanjang malam.

Ia gadis berseragam putih-merah yang menghabiskan waktunya untuk menjaga warung kopi milik keluarga. Warung kopi yang menjual juga susu millow—Milo dan marshmallow. Ia selalu menikmati susu cokelat pada sebuah cangkir berukir antik. Selera para putri raja sesungguhnya.

Laila. Laila. Laila.

Laila paling malas dipanggil tamu-tamu warung kopi saat sedang menikmati susu cokelat.

Sini main sama Om.

Putri raja tidak bermain dengan om-om.

Laila pun membiarkan dirinya hanya dipandangi dengan tatapan berhasrat. Usianya sebelas tahun, tetapi memiliki tinggi badan di atas rata-rata anak seusianya. Sepasang tungkainya yang jenjang berkulit putih di balik rok merah. Kulit yang selalu diinginkan perempuan-perempuan di kampung.

Lalu, para om mengeluarkan uang yang harum. Selembar, beberapa lembar. Barulah ketika itu Laila tersadar—bahkan cukup menyakitkan untuk seorang pemimpi cilik saat itu—bahwa ia tidak sedang duduk di kursi istana, tetapi bangku bakso. Bahwa rok merahnya tidak menjuntai anggun, tetapi megar, kusam, dan ada bercak darah tanda dewasa. Lembaran uang dari om-om begitu penting karena Laila belum memiliki tabungan seperti para putri.

Demi menjadi putri raja, Laila mesti mengumpulkan uang. Ia butuh uang-uang itu untuk membeli gaun, cangkir antik, cokelat impor, riasan, mobil untuk pergi ke istana pangeran, .... Laila belum pernah merasakan punya mobil pribadi seumur hidupnya.

Laila. Laila. Laila.

Kalau udah besar mau jadi pacar Om?

Laila sangat terampil menghitung uang lantaran sejak kecil selalu menemani sang ibu berjualan. Jadi, ia menjawab begini, "Boleh aja, Om, asal dikasih lebih banyak uang."

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang