Extra Chapter: Shouki POV (part 3/3)

2.6K 306 142
                                    

Disarankan untuk mendengarkan setiap video yang ada di part ini agar pengalaman membaca lebih sinematik. :)

Part ini 6000 kata lebih.




Aku minta maaf, Ra.

Aku gagal bikin kamu bahagia.

.

.

.

.

Shouki Wisanggeni tak pernah lupa.

Keduanya pernah menjelma seperti anak-anak.

Wahana The Great Asia Afrika, Lembang. Mereka pernah bergandengan dan berkejaran di lorong replika seribu gerbang merah kuil Shinto. Di tempat ini ada Plakat Ema, potongan kayu yang bisa ditulisi doa. Shouki menulis sesuatu di sana sebelum menggantungnya. Kalimatnya rahasia, Rayyan tak boleh lihat sekarang karena ia berharap mereka bisa kembali ke tempat ini suatu hari. Ketika itu Rayyan akan membuka plakatnya dan membaca pesan dari Shouki.

Namun, kesempatan itu sudah tertutup.

Rayyan Nareswara pergi.

Naif sekali Shouki Wisanggeni berpikir bahwa ia bisa bersama Rayyan selamanya.

Shouki pikir ialah orangnya. Orang yang dikirim Tuhan untuk bersama Rayyan. Rayyan pernah begitu hancur hingga menjadi kepingan kecil. Shouki membantu merekatkan kepingan lelaki itu. Satu demi satu, sampai utuh, sampai sembuh. Sampai Rayyan lupa bahwa ia pernah berupa kepingan. Shouki pikir Rayyan utuh bersamanya.

Sesuai janji, Shouki membawa Rayyan pergi keliling dunia, melintasi berbagai trek indah yang membuat Rayyan tergugah. Inilah yang paling Shouki inginkan. Rayyan memasuki dunianya, Rayyan melihat dunia lewat matanya, melebur satu bersamanya.

Namun, ... ternyata dunia Shouki Wisanggeni membuat Rayyan Nareswara sakit. Ternyata kepingan yang Shouki rekatkan selama ini cuma kulit luar Rayyan. Kekasihnya hancur dari dalam dan tak ada cara untuk Shouki menolongnya.

Rayyan masih di sisinya. Saat malam rebah di ranjang yang sama, saat siang makan di meja yang sama. Padahal, Rayyan tak benar-benar di sana. Kulitnya memucat. Telapak tangan dan kakinya berkeringat dingin. Rayyan menahan dan menyembunyikan mimpi buruk tiap malam. Apa kamu tahu perasaan Shouki saat ia tahu Rayyan sakit ... karena bersamanya? Karena dia?!

Shouki jatuh.

Shouki mengutuk dirinya yang sangat tidak berguna!

Rayyan sering menyebut Shouki sebagai bidadara pelindung. Sayapnya merentang seperti rerusuk kubah yang melindungi tubuh ringkih kekasihnya. Gombalan Rayyan pernah membuat Shouki angkuh. Meski Rayyan lelaki terkuat yang pernah ditemuinya, Rayyan tak punya siapa pun selain Shouki. Tanpa Shouki Wisanggeni, ke mana Rayyan Nareswara akan pergi? Kembali ke orang tua yang gagal mengasuhnya? Hanya Shouki yang bisa menolong Rayyan, memberikan rumah dan semesta terbaik. Hanya dia yang bersayap lebar dan mampu melindungi.

Tapi Rayyan malah pergi.

Shouki melihat garis finis itu pada akhir Mei. Bandara Amerigo Vespuci, Florence, Italia.

Bandara itu sunyi karena Shouki hanya ingin mendengar suara Rayyan.

Di depan mesin check-in, Rayyan berdiri di samping kopernya. Koper yang tak bisa memuat terlalu banyak pakaian. Shouki tak bisa berhenti menatap, ingin merekam sosok terakhir kekasih yang akan segera ia lepaskan. Namun, Rayyan tak mau membalas tatap. Rayyan menurunkan pelupuk matanya terus-menerus untuk memeriksa tiket kepulangan ke Jakarta, atau sedang menatap jarinya yang masih bercincin emas putih. Shouki pikir masih ada harapan selama Rayyan masih mau mengenakan cincin itu. Iya, kan? Rayyan masih ingin bersamanya ....

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang