Extra Chapter: Shouki POV (part 2/3)

2K 247 45
                                    

Dan sirkuit baru Shouki ini terus berputar pada satu titik, pada Rayyan.

"See you, Baby."

.

.

Suatu sore, cowok bule ini datang menggoda Rayyan.

Oh.

Shouki bukan seorang pengamat yang benar-benar baik. Terkadang banyak hal yang terjadi di sekitar luput darinya. Seperti misalnya ada sebuah meja yang diisi gadis-gadis yang selalu melirik padanya, senyum-senyum, memanggil dengan sebutan "Daddy Hot". Atau ketika Sihar sengaja berjalan agak lebih genit saat melewati mejanya. Atau ketika Bu Titian lebih dari tiga kali memberikan diskon untuk minuman pesanan Shouki tanpa memberitahunya ....

Namun, malam ini Shouki mendapati sosok cowok bule Italia tengah bersandar pada konter barista. Cowok bule ini menunggui Rayyan, memanggil mesra, mengajaknya tidur bersama tanpa malu-malu.

Awalnya Shouki terkejut. Ditatapnya Rayyan lama sekali tanpa berkedip. Kini ia mengerti. Ini menjelaskan semua hal tentang sikap Rayyan selama ini. Alasan Rayyan memanggilnya "Daddy", memperlakukan Shouki sedikit mesra, menggombali—flirting, lebih tepatnya—pada beberapa kesempatan tanpa sungkan ....

Shouki menerima Rayyan yang ternyata seorang gay. Shouki juga menerima Rayyan menggandeng cowok bule di hadapannya. Tak ada yang salah dengan itu. Shouki bukan penyuka sesama jenis (semua mantannya perempuan dan tak pernah sekali pun terbesit rasa suka kepada lelaki), tetapi ia sangat menghargai preferensi seksual orang lain. Sekali lagi semua ini tak masalah. Hanya saja ....

Shouki baru menyadari selama ini ia memang didekati, in that way, oleh Rayyan.

Apa Rayyan menyukainya?

....

Alih-alih jijik, Shouki tak merasakan apa pun selain rasa penasaran yang aneh. Rasa yang sedikit mengganggu saat tidur malam, saat tiba-tiba ia terbangun pada sepertiga malam karena mendengar suara angin mengetuk jendela. Shouki baru saja bermimpi sedang duduk di Tiadadua dan melihat Rayyan melepaskan apron barista, lalu pergi keluar kafe sambil merangkul gagah pinggang cowok bule. Shouki yakin di dalam mimpi ia sempat melambaikan tangan kepada Rayyan yang pergi bersama pacar lelakinya itu. See you tomorrow. Di dalam mimpi Shouki merasa biasa saja. Namun, saat bangun tidur, Shouki mengernyitkan dahi.

Nongkrong di Tiadadua sudah menjadi skedul harian paling nyaman bagi Shouki. Nyaman salah satunya karena keberadaan Rayyan. Rasa penasarannya sedikit mengguncang posisi nyaman tersebut, seperti ada masalah pada ban belakang motor balapnya, dan Shouki tak akan bisa tidur sebelum ia membicarakannya dengan teknisi.

Jadi, pada hari itu Shouki tergerak untuk datang ke konter barista. Awalnya ingin pesan minum, tetapi malah tak sengaja melontarkan pertanyaan paling mengganggu benak semalaman. "Si bule itu pacar kamu?". Murni penasaran. Setelah bertanya seperti itu, Shouki benar-benar menyesal. Duh, kenapa saya malah jadi kepo? Maaf ... maaf.

Lalu, Shouki membiarkan rasa penasaran itu berkembang di luar kesadaran. Yang awalnya hanya penasaran tentang hubungan Rayyan dengan si cowok bule, berubah menjadi penasaran mengenai hal lain.

Suatu sore Shouki duduk memperhatikan. Bagaimana cara Rayyan memandang cowok bule itu? Bagaimana Rayyan memandang Shouki? Shouki tak tahan untuk mengamati, menebak, menjadi pebalap pertama yang menyusuri trek rumit seorang Rayyan Nareswara, yang tak pernah bisa diprediksi kelokannya. Shouki jadi tak bisa berhenti memikirkannya. Mengamati dan mengenal Rayyan lebih dekat memenuhinya dengan keinginan. Hari ke hari, Shouki lupa sakitnya patah kaki dan stres karier.

Rasa itu tumbuh secara natural. Seperti kali pertama Shouki belajar naik motor, tahu suatu hari ia akan menyatu bersama motornya melintasi trek-trek kelas dunia. Ia nyaman pada pegangannya. Angin yang menerpa wajahnya terasa benar. Ini dunianya.

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang