Chapter 14 - Misi Pertolongan

453 48 19
                                    

Judul: Mission

Author: Swanrovstte_11

Summary:
Perang dunia empat telah berakhir, kedamaian seharusnya sudah mampu diraih. Akan tetapi, kasus per kasus muncul dan harus dihadapi pula. Begitulah manusia, tertelan oleh keserakahan hingga membentuk sebuah bahaya bagi orang lain.

Temari paham apa yang dia ambil. Menjalankan misi tingkat tinggi untuk desanya. Dia adalah wanita tangguh, semua orang tahu itu. Bahkan dia sendiri tahu, misi ini memiliki peluang diantara ... nol(mati) dan satu(hidup).

Fandom:
Naruto © Masashi Kishimoto
Pair:
ShikaTema (Shikamaru x Temari) © Masashi Kishimoto

---

Chapter 14 - Misi Pertolongan

Dia yang sekarang bukanlah Temari yang biasanya—Nara Shikamaru

---

"Kembalilah dengan selamat, bersama Temari-chan, Shikamaru."

Teguran itu jauh terdengar seperti sebuah perintah terhadap seorang Nara Shikamaru. Tidak heran, Shikamaru mengetahui bahwa ibunya, Nara Yoshino, sudah menaruh perasaan sayang terhadap Temari sejak lama. Kadang hal itu berhasil membuat anak semata wayang itu meragukan status kandung dalam keluarga.

Shikamaru mengangguk sebagai respon utama. Dia tidak memiliki waktu lebih untuk berbincang, sosok wanita bermahkota pasir berkilau tengah menanti pertolongannya. "Aku berangkat," ucap Shikamaru sembari menggeser shoji —pintu geser Jepang—. Sebelum dia menginjak ke langkah selanjutnya, dia menoleh dan membuka suara kembali, "Temari akan kembali dengan selamat, Kaachan."

Yoshino tersenyum lega walau masih menyiratkan kekhawatiran. Dia mungkin terlihat lebih mementingkan Temari, tetapi dia cenderung tidak menunjukkan kasih sayang secara nyata pada Shikamaru karena anaknya telah menginjak dewasa. Sejujurnya, Yoshino merasa iba sejak awal menaruh perhatian pada Temari. Sosok kecil dengan status tuan putri bertarung di arena melawan anaknya benar-benar membuatnya tercengang. Apalagi, saat mengetahui anak gadis itu adalah anak tertua dari Kazekage ke-empat, itu berhasil membuat wanita itu terkejut. Sekekurangan apa Desa Suna sampai harus menurunkan anaknya sendiri sebagai perwakilan untuk menjalankan misi penyerangan Desa Konoha?

Temari telah menanggung beban sejak dulu, Yoshino tahu itu.

Temari dan Shikamaru bisa dikatakan setara dalam bentuk jabatan dan kemampuan. Dua insan itu menjadi sosok penting di desa masing-masing, sekaligus menjadi tangan kanan bagi Kage mereka. Tak hanya tangan kanan, mereka bagaikan otak utama. Walau tak dapat dipungkiri Shikamaru memiliki kemampuan kepintaran jauh lebih tinggi dibanding Temari, tetapi Tuhan sangat adil, Temari memiliki kemampuan tarung lebih tinggi dibanding Shikamaru.

Sebagai seorang tangan kanan, itu artinya orang tersebut telah memberi jantungnya dan bersumpah untuk membantu kage, desa, dan negara. Hal itu menjadi tanggung jawab Temari maupun Shikamaru. Shikamaru sangat paham alasan mengapa Temari memutuskan untuk mengambil misi ini, karena wanita itu berbuat untuk melindungi tanah kelahirannya. Sama seperti dirinya yang ingin melindungi teman serta tanah kelahiran.

Shikamaru termenung. Dia memiliki tujuan untuk berdiri di samping Naruto dan membuat pahlawan Dunia Shinobi itu. Bagaimana dengan Temari? Wanita itu telah sampai di titik menjadi tangan kanan Kazekage, adiknya sendiri. Tetapi apakah wanita itu memiliki tujuan lain atau justru menyerahkan diri pada Daimyo untuk memutuskan kehidupannya? Mengingat itu, Shikamaru justru mendecak kesal. Dia tidak tahu masa lalu Temari, dia juga semakin tidak tahu masa depan Temari.

Jika dipikir-pikir, selama ini sorot lampu terus terarah padanya, tidak tertuju pada wanita berparas indah tersebut.

"Shikamaru, kudengar dari Kakashi-sensei kau tidak beristirahat sama sekali setelah rapat aliansi?" Pertanyaan itu lolos dari bibir Sakura di tengah perjalanan mereka. Meskipun bibir bertanya, langkah mereka dari pohon ke pohon tidak berhenti dan menyesuaikan keseimbangan.

Yang ditanya menoleh sedikit dan mendecak kembali, "Tsk, merepotkan. Aku harus segera mengambil langkah."

Mendengar ucapan itu berhasil membuat tiga rekan Shikamaru saling melempar pandang sebelum menaruh atensi kembali pada punggung sang empunya. Walau tak memandang langsung dari arah depan, mereka cukup yakin ekspresi Shikamaru terasa berat sama seperti tekanan yang disalurkan sejak pertemuan sebelum pemberangkatan.

"Temari-san akan baik-baik saja, Shikamaru," balas Sakura sembari melepas senyuman halus sekilas. Dia tahu Shikamaru terganggu akan pemikiran negatif serta surat yang diterima oleh Gaara berhasil membuat lelaki itu merasa dunia bergetar. Mengingat perasaan lelaki berkepala nanas itu pada seorang tuan putri asal Negeri Angin jelas bukan perasaan biasa antar rekan. Jauh lebih dalam dibanding itu. Bukan Sakura tidak peduli akan kehidupan Temari, tetapi dia berbuat demikian guna membuat Shikamaru tenang agar tidak memaksakan diri sampai terjatuh di saat di kala genting.

Soku, gadis muda dengan status anbu itu mendengus, "Temari-sama bukan orang lemah. Oleh karena itu jangan sampai terlalu tergesa-gesa, -ssi. Dia bahkan menamparmu saat misi kemarin, -ssi."

Langkah Shikamaru berhenti. Dia menengadah ke atas langit dan melihat rembulan penuh menjadi pusat bagi sebagian bumi. Angin berembus lebih dingin dibanding pagi hari. Sang lelaki menahan napas sejenak sebelum menoleh sedikit ke belakang. "Dia yang saat ini bukan Temari yang biasanya," ucap Shikamaru. Suara itu terdengar begitu berat dan penuh penekanan. Sorot mata menunjukkan ketajaman dan keseriusan, tidak seperti sorot malas biasanya. Bahkan yang saat ini, Shikamaru juga bukanlah Shikamaru yang biasanya.

Tiga insan itu tercengang. Pupil mata mengecil sejenak sebelum akhirnya kembali normal ketika memahami ucapan dari Shikamaru. Dengan kemampuan analisa milik Shikamaru, mereka bertiga sangat percaya dengan setiap ucapannya. Termasuk kalimat tersebut yang begitu membuat mereka tercengang.

"Aku tidak ingin mengatakan hal merepotkan seperti ini. Tetapi, Temari selangkah lebih dekat dengan dewi kematian."

---

Batam, 11 Oktober 2020

Swanrovstte_11

---

Note:
- Karena kesibukan yang padat, publikasi book ini juga kian melambat.
- Terima kasih bagi yang telah setia menunggu, saya akan selalu berusaha me-update buku ini secepat mumgkin.

MissionWhere stories live. Discover now