Chapter 17 - Pelarian Shinobi Suna dan Diskusi

154 27 11
                                    

Judul: Mission

Author: Swanrovstte_11

Summary:
Perang dunia empat telah berakhir, kedamaian seharusnya sudah mampu diraih. Akan tetapi, kasus per kasus muncul dan harus dihadapi pula. Begitulah manusia, tertelan oleh keserakahan hingga membentuk sebuah bahaya bagi orang lain.

Temari paham apa yang dia ambil. Menjalankan misi tingkat tinggi untuk desanya. Dia adalah wanita tangguh, semua orang tahu itu. Bahkan dia sendiri tahu, misi ini memiliki peluang diantara ... nol(mati) dan satu(hidup).

Fandom:
Naruto © Masashi Kishimoto
Pair:
ShikaTema (Shikamaru x Temari) © Masashi Kishimoto

---

Chapter 17 - Pelarian Shinobi Suna dan Diskusi


Langkah demi langkah diambil, tetapi tidak ada yang tahu langkah selanjutnya adalah kematian tidak terduga.

---

"Bukankah tadi arahnya menuju ke sini?!" 

"Tidak, seingatku dia ke arah lain!" 

"Segera cari sebelum matahari terbit!"

Perbincangan memasuki indra pendengaran, butuh beberapa menit bagi Ameno mengatur napas dan ketenangan akal sehat. Dia bersembunyi di balik dinding, mengintup melalui celah jendela. Setelah memastikan kondisi aman baginya untuk bergerak kembali, dia segera menegapkan tubuh kembali. Pandangan tertuju pada sekitar ruangan, aroma zat besi menusuk indra penciuman. Tidak hanya aroma zat besi, mayat kian membusuk juga menyiksa hidung.

Kaki membawa sang empunya mendekati beberapa mayat. Dia menggunakan sapu tangan menutup sebagian wajah bagian bawah guna meminimalisirkan aroma menusuk indra penciuman.

Sepasang mata tertuju pada tiga mayat yang belum terbungkus, berbaring di permukaan lantai kayu dengan bekas genangan darah di sekitar tubuh. Jelas, tubuh ini tidak terlihat sudah lama, setidaknya, paling baru di antara mayat lainnya. Pengikat kepala desa kelahiran membuat hati perih. Sesungguhnya, yang lebih perih tidak hanya shinobi asal Sunagakure. Tetapi ada sosok tidak asing bagi dirinya.

Padahal, kau bilang kau mengambil misi tingkat B, ternyata kau berbohong, eh?

Seperti hati disayat, dia merasakan keperihan dalam dada. Dia meneguk saliva, sepasang mata terkumpul air mata, tetapi dia segera mengatur emosi. Ameno tahu, ini bukanlah saatnya dia bersedih kehilangan teman seperjuangan bersama Shisio, Koji.

Tubuh mayat yang dingin, kedua mata yang membelalak lebar, tubuh yang terluka dan kurus mengering seperti kehilangan chakra.

Tidak ingin menghabiskan waktu secara sia-sia, Ameno menutup mata Koji dengan telapak tangan. Dia mulai mencari dari pakaian tiga pahlawan yang berjuang untuk Negeri Angin. Tidak ada kepastian bahwa dia akan menemukan sesuatu dari sini, tetapi dia mencoba mencari sesuatu yang dapat membantu dirinya dalam menjalankan misi kali ini.

"Terima kasih, Pahlawan Negeri Angin."

Sebaliknya, Shisio yang terpisah dari Ameno. Mau tidak mau, dia tidak dapat berbalik sekarang. Dia harus berjuang hidup, mencari cara untuk menyelamatkan kedua rekan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MissionWhere stories live. Discover now