Chapter 39 Part 1

756 177 8
                                    

Chapter 39 Part 1
————————————————————

Ciuman basah yang panas ini semakin dalam. Hatiku teguh. Semua kata yang diperlukan (katakata penting) untuk mencapai titik ini telah diucapkan. Jika aku tidak mengambil kesempatan ini dan benar-benar menciumnya, aku akan merasa menyesal dengan wajah lamaku ini!

Aku melingkarkan lenganku di leher Chu Kong, memeluknya erat-erat untuk merespon ciuman yang sengit dan emosional ini.

Mungkin Aku merasa seperti terjebak ke dalam api atau mungkin karena aku mengucapkan semua hal yang ada di lubuk hatiku, tetapi aku tidak dapat menghentikan ciuman penuh gairah ini.

Aku tidak dapat mendeteksi pikiran atau perasaan Chu Kong. Aku hanya merasakan tangannya bergerak naik turun di punggungku. Rasanya sedikit sentimental (menyentuh perasaan). Aku tidak tahu di mana aku harus membelai punggungnya, tapi seluruh tubuhku gatal.

Kami tidak memiliki pengalaman dalam hal ini, tetapi ketika aku berada di kuil Yue Lao, aku sesekali melihat ke Cermin Takdir dan melihat adegan pernikahan dari pasangan yang sudah menikah.

Aku tahu. Langkah pertama adalah membuka baju.

Aku melepaskan lenganku dari leher Chu Kong dan menjelajahi pinggangnya. Aku menarik untuk waktu yang lama sebelum akhirnya aku menggunakan kekuatan dan mematahkan ikat pinggangnya menjadi dua.

Chu Kong tidak menyadarinya (hahahaha asik ciuman). Tangannya masih di punggungku. Aku menggerakkan bibirku dan menggigit telinganya. "Kau perlu... membuat beberapa kemajuan nyata, ah..."

Kata-kata itu hampir tidak keluar dari mulutku ketika aku merasakan aorta ku dihisap oleh seseorang. Aku merasa sedikit kesemutan, mati rasa masuk ke kepalaku. Aku tidak punya waktu untuk mengeluh, seseorang memasuki wilayah itu. Tiba-tiba, ledakan keras bergema di langit.

Rasanya seperti aku dibasahi dengan seember air dingin. Suara penjaga malam datang dari jauh. "... Hati-hati dengan api."

Suara yang sangat pelan melewati telingaku. Chu Kong berbaring di atasku dan tidak bergerak. Aku menahan napas, takut jika aku bernapas lebih keras, penjaga malam akan mendengarnya saat dia lewat.

Bang bang.

Berhati-hatilah dengan api.

Tsunami melintas di benakku. Sebenarnya kami hampir melakukannya di sini... di bawah pandangan semua orang! (Maksudnya dia masih di luar ruangan)

Aku segera kembali ke akal sehatku dan mengerutkan kening.

Penjaga malam melewati rumah bunga. Chu Kong diam-diam menarikku ke pelukannya. Aku menarik bahunya dan merobek pakaiannya. Tapi dia tetap menundukkan kepala di dahiku, tidak membiarkanku melihat ekspresinya. Hanya ketika penjaga malam berada cukup jauh, kami tidak bisa mendengar suaranya lagi, dia melepaskanku. Chu Kong duduk dan diam-diam membuat jarak di antara kami.

Aku merapikan pakaianku. Aku berpura-pura tenang, duduk, dan berkata, "Ah, ayo kembali."

Chu Kong mengangguk dan dengan suara "shua", dia berdiri. Tapi dia tidak tahu dan aku juga lupa kalau aku mematahkan ikat pinggangnya, jadi ketika dia bangun, celananya langsung jatuh.

Chu Kong: "..."

Aku : "..."

Dia segera membungkuk dan menarik celananya. Aku menghindari menatapnya.

"Aku tidak melihat apa-apa."

————————————————————
****aku juga ga liat apa apa 🙈🙈🙈

(END) Seven Unfortunate Lifetimes, All Thanks to a Single Moment of ImpulseWhere stories live. Discover now