Chapter 8

1.1K 208 7
                                    

Chapter 8
————————————————————

Ini pertama kalinya aku mengalami sulit tidur.  Aku berbaring di tempat tidur, bolak-balik.  Tidak peduli apa yang aku lakukan, aku tidak bisa membuang bayangan wajah pucat Lu Hai Kong dari pikiranku. Aku duduk dan menghela napas dalam-dalam. Chu Kong, bajingan itu, bagaimana dia bisa menjadi seperti ini setelah reinkarnasi? Dia jelas pria yang penuh kebencian dan sombong. Bagaimana dia menjadi seperti ini?

Selama Lu Hai Kong membuatku sangat marah, bahkan jika itu hanya sekali, maka aku bisa tanpa ampun menyingkirkannya!  Kenapa?!  Kenapa... kenapa memiliki ekspresi seperti itu?! Ekspresi sedih itu membuatku merasa bersalah.

Aku menghela nafas dalam-dalam lagi. Tiba-tiba, aku melihat bayangan hitam di depan kamarku. Aku mengangkat alis, bertanya-tanya apakah itu murid Qing Shan dan Hei Wu.  Aku mendengar gumaman halus di depan pintuku, hatiku menegang. Itu adalah Lu Hai Kong. Bahkan setelah dianiaya, dia masih datang untuk mencariku. Sungguh... dia benar-benar tidak akan membiarkanku marah sekali pun.

Dia hanya bergumam di depan pintu, tidak mengetuk dan tidak masuk. Sebenarnya, aku khawatir dan pergi ke pintu. Melalui pintu, aku mendengar dia bergumam pada dirinya sendiri, "Yun Xiang, maafkan aku. Kejadian tadi, aku tidak menolak nukan untuk mengakui kalau wanita itu lebih baik dari kamu, aku sedang berpikir tentang bagaimana aku bisa menolak paman dan bagaimana menyebutkan... menyebutkan... Yun Xiang. Maaf, ini salahku ..."

Dia terus mengulangi kata-kata itu beberapa kali, mengulangi kalimat yang sama lagi. Aku sangat cemas setelah mendengarkannya, jadi aku membuka pintu dan bertanya, "Apa yang ingin kamu katakan kepada pamanmu?"

Lu Hai Kong tertangkap basah saat aku membuka pintu. Dia menatapku dengan tatapan kosong. Wajahnya memerah, tetapi setelah beberapa saat, berubah menjadi putih.

Aku tidak bisa menebak pikirannya. Aku menarik napas dalam-dalam dan hendak meminta maaf padanya, tapi dia meraih lengan bajuku dan berbisik, "Yun Xiang, aku bukan serigala bermata putih. Aku tahu mata kananku buruk, tapi... jangan merasa jijik dengan mataku dan jangan merasa jijik denganku."

Bahkan emosi yang paling kompleks, bahkan kata-kata yang ingin aku ucapkan kepadanya, telah dipatahkan oleh kalimatnya.

Dia sudah lama berada di depan pintuku begitu lama dan telah mempersiapkan banyak hal untuk dikatakan. Tapi ketika dia melihatku, dia mengucapkan kalimat seperti itu.

Meskipun dia tidak pernah menyebutkannya, aku tahu bahwa cedera matanya ini telah menjadi Achilles-heel-nya (istilah untuk mengungkapkan kelemahan). Aku juga tahu betapa kata-kataku menyakitinya. Sekarang aku juga tahu bahwa dia sangat takut aku akan membencinya.

Untuk beberapa waktu, aku menatapnya, aku tidak tahu jenis emosi apa yang harus ditunjukkan.

Lu Hai Kong yang berusia lima belas tahun sudah lebih tinggi dariku. Untuk pertama kalinya, aku menatap matanya dengan serius.  Di matanya, salju di halaman yang diterangi sinar bulan terlihat sangat cerah. Anak ini benar-benar nyata. Dia bukanlah bagian sekilas dari kehidupan Chu Kong tetapi orang sungguhan yang menjalani kehidupan nyata.

Aku mengerti dengan jelas bahwa kehidupan Song Yun Xiang hanyalah sebuah gelembung, tetapi di mata Lu Hai Kong, ini adalah seluruh hidupnya. Satu-satunya nyawanya.

Malam ini sangat dingin. Satu tanganku memegang pintu sementara aku menggunakan tangan yang lain untuk menarik dan memeluk Lu Hai Kong. Kedua tangan sekarang mencengkeram punggungnya, Memeluknya erat-erat.

Tubuh Lu Hai Kong yang sudah kaku menjadi lebih kaku.

"Yun Yun Yun Yun Yun... .Xiang?"

"Maaf", kataku. "Itu hanya kata-kata yang diucapkan karena aku marah. Maafkan aku.  Aku tidak jijik denganmu. Jangan sedih."

(END) Seven Unfortunate Lifetimes, All Thanks to a Single Moment of ImpulseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang